Kanal24 – Program Blue Halo S akan sangat menguntungkan Indonesia dalam pengelolaan konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Blue Halo S Launch and Signing of Blue Halo S with Green Climate Fund, di Nusa Dua, Bali (13/11/2022).
“Program Blue Halo S Indonesia akan sangat menguntungkan Indonesia karena kita merupakan salah satu negara yang menggunakan kebijakan penangkapan ikan yang terukur dan berkelanjutan berdasarkan kuota penangkapan dan menghasilkan ekonomi baru dari karbon biru yang akan mendukung sektor laut,” kata
Blue Halo S Indonesia merupakan pendekatan terpadu dan komprehensif untuk pengelolaan konservasi kelautan dan perikanan, termasuk siklus ekologi dan ekonomi antara produksi dan konservasi laut.
Luhut mengatakan fokus Blue Halo S Indonesia adalah melindungi sumber daya alam dan ekosistem, menghasilkan karbon biru, mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim, mendukung pengembangan ilmiah kritis, memperkuat komunitas lokal, mendorong investasi di bidang perikanan dan menciptakan pasar yang lebih besar untuk produk perikanan.
“Diapit dua samudra, Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh total 6,4 juta kilometer persegi wilayah laut. Dengan itu, kita memiliki potensi ekonomi 1,33 triliun dolar AS, dengan 7 potensi sumber daya alam senilai 0,8 triliun dolar AS (kontribusi 60 persen) dari bidang kelautan dan perikanan,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang 33 miliar dolar AS, atau 2,77 persen dari PDB, 3,3 persen ekspor global, dan pendapatan ekspor sebesar 5,7 juta dolar AS.
Ia menambahkan terdapat potensi sumber daya ikan Indonesia mencapai 12,01 juta ton, dengan lebih dari 590 spesies karang yang mewakili sekitar 75 persen spesies karang dunia, 13 jenis padang lamun yang tersebar sepanjang 30.000 km, dan 41 spesies mangrove menempati sekitar 3,2 juta hektare.
“Saya menekankan pentingnya momen ini untuk menghasilkan inovasi kerjasama pembiayaan multilateral melalui blended finance kebijakan strategis ekonomi biru yang konkrit,” tuturnya.
Luhut juga menyampaikan komitmen Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat blended finance global, salah satunya melalui pembiayaan multilateral dan investasi ekonomi biru untuk pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tegas serta perlindungan dan pemulihan sumber daya alam laut.
“Kita semua di sini harus menjadi pelopor blended finance dengan platform ekonomi biru global yang dimulai di Indonesia, dan sekarang waktu untuk memulainya,” pungkas Luhut.