Kanal24, Malang – International Relation Office (IRO) Fakultas Hukum (FH UB) berkolaborasi dengan International Syariah Odyssey Hujjah Club Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Â menyelenggarakan kegiatan Student Mobility Program dalam kegiatan Persidangan Antarabangsa bertajuk “Implementasi Syariah dan Undang-Undang di Malaysia dan Indonesia, di Auditorium Fakultas Hukum UB (29/7/2024).
Ranitya Ganindha, dari International Relations Office (IRO) Fakultas Hukum (FH) UB, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari kegiatan inbound internasional mobility yang diadakan oleh Fakultas Hukum UB. Tahun ini, Fakultas Hukum UB menyelenggarakan enam kegiatan, dan acara ini adalah yang keempat. Minggu depan akan ada kegiatan lain, dan pada bulan September akan ada kegiatan penutup bersama Levi’s.
“Program ini tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga menggabungkan elemen pelayanan masyarakat,” ujar Ranitya.
Ia menambahkan bahwa seminar diadakan di Fakultas Hukum UB, di mana mahasiswa dan dosen memberikan presentasi sesuai bidang keilmuan mereka dan berbagi informasi terkait perbedaan sistem hukum antara Indonesia dan Malaysia. Besok, peserta akan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Pantai Tiga Warna, termasuk menanam pohon dan berbagi dengan komunitas lokal.
Ranitya juga menyebutkan bahwa peserta seminar berkesempatan untuk mengunjungi Bromo, salah satu highlight dari Jawa Timur, dan menjelajahi kota Malang selama lima hari. “Isu utama yang diangkat adalah terkait syariah dan undang-undang, khususnya dalam konteks hukum syariah di Malaysia dan Indonesia,” jelasnya. Menurut Ranitya, regulasi syariah di Malaysia lebih maju dibandingkan Indonesia, terutama dalam dukungan pemerintah terhadap ekonomi syariah.
Mohd Aizat bin Abu Bakar, asal Sabah, Malaysia, yang juga Ketua Pengarah program mobility ini, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Program ini sangat membantu kami mahasiswa untuk meningkatkan koneksi dan pemahaman tentang belajar di dua negara,” katanya. Aizat juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk fokus dan aktif bertanya dalam program-program ilmiah seperti ini.
Persidangan ini tidak hanya memperkuat hubungan akademik antara UB dan UKM tetapi juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut di bidang riset dan pendidikan. Harapannya, program seperti ini dapat terus berlangsung dan memberikan manfaat besar bagi kedua universitas dan negara. (nid/sil)