Kanal24, Malang – Masa kanak-kanak merupakan periode emas yang menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam memastikan tumbuh kembang optimal bagi anak-anaknya. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional mencapai 19,8%, setara dengan sekitar 4,48 juta balita yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga menghambat perkembangan kognitif dan emosional mereka. Dalam konteks ini, psikoedukasi menjadi intervensi krusial untuk membekali orang tua dan pengasuh dengan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan guna mendukung perkembangan anak secara holistik.
Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, dosen Psikologi Universitas Brawijaya, Dewi Sri Mustikasari, S.Psi., M.Si., bersama mahasiswa dan mahasiswinya, mengadakan kegiatan psikoedukasi di Posyandu Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang (2/5/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya stimulasi dan pengasuhan yang tepat pada masa perkembangan anak usia dini.
“Kami ingin para orang tua, khususnya ibu, memahami bahwa masa anak usia dini adalah periode emas yang sangat menentukan masa depan anak. Stimulus yang tepat sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang optimal,” ujar Dewi Sri Mustikasari dalam keterangan yang diterima Kanal24 (26/5/2025).

Desa Sekarpuro Jadi Lokasi Strategis
Desa Sekarpuro dipilih karena tingginya kebutuhan edukasi orang tua terkait pengasuhan anak. Berdasarkan observasi awal, masih banyak orang tua yang belum memahami tahapan perkembangan anak secara menyeluruh, mulai dari aspek emosional, sosial, hingga kognitif.
“Kami menemukan bahwa beberapa ibu belum tahu apa itu milestone perkembangan, dan bagaimana mendukung anak mereka saat menghadapi tantangan perkembangan. Ini yang menjadi alasan utama kami hadir di sini,” tambah Dewi.
Rangkaian Kegiatan Psikoedukasi
Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta mengenai tumbuh kembang anak. Selanjutnya, Dewi bersama tim menyampaikan materi tentang:
- Aspek-aspek perkembangan anak usia dini, seperti perkembangan motorik, bahasa, dan sosial.
- Milestone perkembangan anak dan bagaimana orang tua dapat mendukung setiap tahapannya.
- Tugas perkembangan dan gangguan tumbuh kembang yang perlu diwaspadai.
Metode ceramah yang interaktif dipadukan dengan diskusi kelompok dan sesi tanya jawab. Para ibu diberi kesempatan berbagi pengalaman pengasuhan dan mengajukan pertanyaan terkait tantangan yang dihadapi sehari-hari.
Kegiatan ini diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman peserta. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman para ibu terkait pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

Mendorong Kesadaran Pengasuhan yang Lebih Baik
Para peserta memberikan respons positif terhadap kegiatan ini. Mereka mengapresiasi informasi dan strategi yang disampaikan, serta merasa lebih percaya diri dalam mendukung tumbuh kembang anak mereka.
Dewi Sri Mustikasari berharap kegiatan semacam ini dapat diperluas ke daerah-daerah lain, “Kegiatan ini mampu menciptakan pola asuh yang lebih sadar dan peduli, sehingga anak-anak di Desa Sekarpuro dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan mendukung,” pungkas Dewi.
Selain meningkatkan pemahaman ibu-ibu Posyandu, kegiatan ini bertujuan memperluas jangkauan edukasi tentang pengasuhan anak usia dini di berbagai lapisan masyarakat. Dengan memberikan pengetahuan yang tepat, diharapkan dapat tercipta generasi yang tumbuh optimal baik secara emosional, sosial, maupun kognitif.(Din)