Kanal24, Malang – Hari ketiga Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Brawijaya (UB) 2025, Rabu (13/08/2025), menghadirkan Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha (BMU UB) Dr. Edi Purwanto, S.Tp., M.M. Ia memaparkan peran PT Praja Muda Usaha sebagai salah satu perusahaan di bawah naungan badan usaha UB. Dr. Edi menjelaskan bahwa PT ini merupakan bagian dari unit usaha strategis yang mendukung pendapatan universitas. Badan usaha UB tidak hanya mencakup perusahaan, tetapi juga mengelola berbagai unit kerja seperti rumah sakit, klinik, yayasan, dan layanan lainnya.
Fokus Ekspansi Bisnis dan Inovasi
Dalam paparannya, Dr. Edi menyampaikan bahwa BMU UB saat ini sedang gencar memperluas lini bisnis. Salah satu fokusnya adalah pengembangan usaha kafe bernama Brawijaya Coffee, yang saat ini telah beroperasi di empat titik. Targetnya, jumlah outlet akan meningkat menjadi sepuluh pada akhir tahun ini, dan berkembang hingga 25 titik pada tahun depan.
Baca juga:
Didepan Maba UB Menteri Wihaji Sebut Keluarga Harmonis Fondasi Indonesia Maju

Selain itu, UB melalui BMU telah mendirikan PT Brawijaya Core Indonesia, yang bergerak di bidang konsultasi dan pelatihan. Perusahaan ini akan menjadi fasilitator utama untuk berbagai kegiatan pelatihan dan konsultasi baik di internal UB maupun untuk pihak eksternal.
Proyek Besar: Pengembangan Properti dan Asrama
BMU UB juga tengah menjajaki peluang kerja sama untuk pembangunan dormitory (asrama mahasiswa) sebagai bagian dari bisnis properti. Saat ini UB hanya mampu menyediakan 600 kamar, sementara kebutuhan jauh lebih besar. Targetnya, kapasitas dapat ditingkatkan hingga 3.000 kamar.
Selain itu, beberapa proyek pengembangan bisnis F&B juga sedang dinegosiasikan di berbagai lokasi strategis seperti Jakarta, Ibu Kota Nusantara (IKN), Surabaya, dan rest area di jalur utama.
Tidak hanya mengelola bisnis internal, UB juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memberdayakan UMKM di sekitar kampus. Melalui pembinaan dan pendampingan, UMKM diarahkan untuk menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi standar kualitas. Program ini diharapkan menjadi simbiosis mutualisme antara universitas dan masyarakat sekitar.
PTN BH dan Kemandirian Keuangan UB
Dr. Edi juga mengedukasi mahasiswa baru terkait status UB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Status ini memberikan otonomi penuh dalam pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, dan pembukaan program studi baru tanpa harus meminta izin ke Kementerian.
Konsekuensinya, universitas harus mandiri, termasuk dalam pembiayaan. Tiga sumber utama pendapatan UB adalah badan usaha, dana abadi (termasuk dari LPDP dan alumni), serta pembayaran UKT mahasiswa.
Baca juga:
UB Tekankan Digitalisasi, AI, dan Kepedulian Lingkungan di PKKMB 2025
Mengurangi Beban UKT Melalui Badan Usaha
Dr. Edi menegaskan bahwa semakin sehat dan produktif badan usaha UB, semakin besar kontribusinya dalam pembiayaan operasional universitas. Hal ini secara langsung dapat meringankan beban mahasiswa, karena pendapatan usaha dapat mengurangi ketergantungan pada UKT dan sumbangan lainnya.
Dengan biaya operasional universitas yang sangat besar untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, keberadaan badan usaha menjadi tulang punggung penting bagi keberlanjutan UB. (nid)