KANAL24, Surabaya – PT Perkebunan Nusantara XI memulai aktivitas giling minggu pertama Juni 2020. Sampai hari ini realisasi tebu yang digiling sebesar 646 ribu ton atau 15 persen dari target tahun ini. Sementara produksi gula tahun 2020 telah dilakukan beberapa kali pelelangan dengan harga pada lelang terakhir kisaran Rp 10.300 perkilogramnya.
Direktur PTPN XI, Dwi Satriyo Annurogo, mengatakan, kendala yang ada pada musim giling saat ini seperti yang telah diprediksi adalah kekurangan pasokan bahan baku tebu. Hal ini mengakibatkan terjadinya kompetisi perolehan Bahan Baku Tebu (BBT) antar pelaku industri gula.
Hal ini sangat disayangkan karena pola kemitraan dan pembinaan yang selama ini terjalin antar pabrik gula dengan petani, sudah berubah mengarah kepada transaksional. Tebu ditebang dan dikirim ke pabrik gula yang berani membayar tinggi lebih tinggi, tanpa memperhitungkan tingkat kemasakan, area binaan, serta jarak lahan tebang ke pabrik gula tujuan.
“Ini menjadikan kondisi kurang optimal, mengingat tebang belum pada waktunya, jarak tempuh untuk transportasi tebu dari lahan tebang ke pabrik gula yang terlalu jauh menyebabkan turunnya kualitas tebu saat digiling dan pada akhirnya menurunkan produktivitas perolehan produk gula kristal putih,” ujar Direktur PTPN XI Dwi Satriyo Annurogo melalui Humas PTPN XI Brilliant Johan dalam rilisnya Selasa (30/6/2020) kemarin.
Menurutnya, permasalahan penurunan lahan tebu di Jawa Timur maupun secara nasional, perlu menjadi perhatian dari para pengambil kebijakan serta pemangku kepentingan.
Untuk menambah lahan tebu, upaya yang sudah dilakukan PTPN XI antara lain kerjasama dengan Perhutani melalui program agroforestry kebun tebu, selain itu juga melakukan sewa lahan petani. Pembinaan dan kemitraan dengan petani untuk menarik minat petani tetap bertanam komoditas tebu juga menjadi perhatian PTPN XI.(sdk)