KANAL24, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) Erick Thohir memiliki tiga PR utama di Kementerian BUMN , antara lain soal gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero), pembangunan kereta cepat Bandung Jakarta dan masalah Joint Venture Development Agreement ( JVDA ) antara Pertamina dengan Saudi Aramco.
Erick berharap, dengan ditunjuknya dua wakil menteri untuk mendampinginya, maka pekerjaan rumah di Kementerian BUMN bisa diselesaikannya.
“Kita sedang membentuk tim yang baik, dan tentu ini sesuai dengan visi presiden. Kita harus didukung tim yang memang profesional, transparan, dan karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus segera dilakukan untuk Kementerian BUMN ,” ujar Erick di kantornya, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Erick menyebut, ada persoalan antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang harus diselesaikan. Joint Venture Development Agreement ( JVDA ) antara Pertamina dengan Saudi Aramco sebetulnya berakhir di Juni 2019. Namun kesepakatan ini diperpanjang sampai akhir September 2019. Namun hingga habis masa perpanjangan, kesepakatan tak kunjung datang sehingga kemudian JDVA kembali diperpanjang sampai Oktober ini.
“Ada negosiasi Aramco dan Pertamina untuk pembangunan refinery di mana hal ini bagus juga buat energi nasional,” ujarnya.
Sementara terkait permasalahan gagal bayar Jiwasraya, Erick juga mengaku akan mencari solusinya. “Kita tahu kondisinya (Jiwasraya) dan harus segera cari solusi dan ada beberapa lain yang mungkin belum saya bisa sebutkan,” tuturnya.
Sementara terkait permasalahan kereta cepat, diketahui terjadi masalah di lapangan karena proyek tersebut harus bersinggungan dengan pipa Pertamina dan SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) milik PLN.