Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Wakil Rektor Bidang Akademik 2025. Kegiatan yang digelar Auditorium Algoritman Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB ini menjadi wadah strategis bagi para Wakil Rektor I dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berdiskusi, merumuskan masukan, dan menyusun strategi implementasi kebijakan akademik nasional, khususnya terkait Permen Dikti-Ristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, M.P., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UB menyampaikan bahwa forum ini bukan sekadar ajang pertemuan biasa, melainkan sebuah ruang kerja intensif yang difungsikan untuk membedah isu-isu strategis yang memerlukan respon cepat dari institusi pendidikan tinggi.
Baca juga:
20.859 Peserta Bakal Ikuti UTBK 2025 di Universitas Brawijaya

“Kami memang memilih format kerja untuk forum ini agar tidak disalahartikan hanya sebagai pertemuan biasa. Ada pembahasan serius yang kami lakukan, terutama untuk memberikan masukan langsung kepada Bapak Menteri, terkait implementasi dan revisi Permen 53 Tahun 2023,” ujarnya.
Prof. Imam menyoroti bahwa dalam dua tahun terakhir, implementasi Permen tersebut sering kali berlangsung secara tiba-tiba di lapangan, sehingga perguruan tinggi harus menyesuaikan secara cepat dan seringkali tanpa waktu adaptasi yang memadai.
Oleh karena itu, Forum Wakil Rektor Bidang Akademik sepakat untuk memperkuat fungsi advokasi dan koordinasi, termasuk menyusun usulan perbaikan agar regulasi yang diterbitkan lebih aplikatif dan realistis di lingkungan kampus.
“Kami merespons cepat info-info yang bersifat ‘bocor halus’ dari pusat. Harapannya, nanti arahan resmi dari Pak Direktur bisa lebih terang dan tidak membingungkan. Jadi kita bisa langsung sinkronkan kebijakan dan langkah implementatif di kampus masing-masing,” lanjutnya.
Selain membahas revisi Permen 53, forum ini juga menelaah berbagai isu strategis di bidang akademik lainnya, termasuk capaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, strategi pembelajaran, dan percepatan akreditasi program studi.
Para peserta forum juga sepakat agar Rakernas seperti ini digelar minimal dua kali dalam setahun. Hal ini bertujuan agar berbagai isu kebijakan nasional yang berdampak langsung pada dunia pendidikan tinggi dapat segera dikaji, didiskusikan, dan disampaikan secara kolektif kepada kementerian.
Mewakili Rektor UB, Prof. Imam juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Rektor UB karena pada waktu bersamaan tengah berlangsung acara pengukuhan guru besar. Diketahui bahwa sepanjang tahun 2024, UB telah melantik lebih dari 50 dosen sebagai guru besar, dan proses pengukuhan dilakukan secara maraton.
Baca juga:
Universitas Brawijaya Perkuat Jejak Global di APAIE 2025
“Meski waktunya sangat mendesak, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia yang hanya dalam dua minggu telah mempersiapkan kegiatan ini secara luar biasa,” tutupnya.
Rakernas ini turut dihadiri perwakilan dari Kementerian, perguruan tinggi keagamaan (PTKIN), politeknik, serta mitra industri dan pemerintah daerah. Kehadiran lintas sektor tersebut diharapkan mampu memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam membangun mutu pendidikan tinggi yang lebih progresif dan adaptif terhadap dinamika kebijakan nasional. (nid)