Mukjizat secara bahasa adalah berarti melemahkan (lil ajzi), yaitu untuk melemahkan atau mengalahkan kemampuan dan kelebihan yang dikuasai oleh ummat pada selama masa bakti kenabian. Secara istilah mukjizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada diri nabi dan rasul Allah SWT dalam rangka untuk membuktikan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul.
Mukjizat berarti adalah kemampuan luar biasa yang diberikan oleh Allah swt kepada para rasulNya untuk membuktikan kenabian dan kerasulan dengan melemahkan dan mengalahkan kemampuan yang dimiliki oleh ummatnya agar mereka bersedia tunduk dan mengakui atas kebenaran nabi atau rasul. Sehingga mukjizat yang diberikan oleh Allah swt kepada para nabi pastilah berupa sesuatu yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh ummat para nabi saat itu dan kemampuan yang Allah berikan kepada para nabi tersebut pasti melebihi dari kemampuan ummatnya secara luar biasa. Sehingga mukjizat adalah sesuatu yang melebihi rasionalitas yang sedang berkembang saat itu sehingga rasionalitas ummat dapat terpatahkan dan bersedia tunduk pada kebenaran yang dibawa oleh sang nabi. Artinya mukjizat pastilah berada dalam ruang rasionalitas ummat sekalipun hal itu tidak dapat dijangkau oleh rasionalitas mereka.
Berarti mukjizat bukanlah hasil karya dan karsa para nabi melainkan kemampuan dan peristiwa luar biasa yang dianugerahkan pada para Nabi oleh Allah swt. Sebagaimana Firman Allah SWT :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (QS. Al- Mu’min : 78)
Sebagai contoh mukjizat nabi Saleh Alaihissalam adalah berupa Onta betina yang lahir dari celah-celah batu. Perlu diketahui bahwa kaum Tsamud sebagai ummat nabi Shaleh adalah suatu kaum yang pandai dalam seni ukir dan pahat hingga mampu memahat dan mengukir gunung menjadi sebuah hasil karya yang sangat menakjubkan. Demikian pula mukjizat Nabi Musa yang bisa merubah tongkatnya menjadi ular. Karena saat itu ummat nabi Musa adalah ahli di bidang ilmu sihir yang mampu mengelabuhi mata manusia melalui sihir mereka sehingga bisa merubah tongkat yang dilempar seakan-akan seperti ular. Demikian pula mukjizat Nabi Isa adalah menyembuhkan orang buta melalui usapan tangannya (masaha-yamsahu-maasihun) karena saat itu ummat nabi Isa ahli dalam pengobatan dan menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
Sementara mukjizat nabi Muhammad adalah meliputi semua mukjizat yang dimiliki oleh semua nabi dan Rasul sebelumnya dan yang paling utama mukjizatnya adalah al Quran. Sebagaimana diketahui bahwa kemampuan dan kelebihan yang dikuasai ummat Muhammad pada masa itu adalah kemampuan penguasaan sastra yang luar biasa hingga setiap tahun pasti diadakan kompetisi sastra. Dan karya sastra terbaik pasti nantinya digantungkan di dinding ka’bah sebagai salah satu bentuk apresiasi. Namun perlu juga dipahami bahwa masa bakti Nabi Muhammad adalah hingga akhir zaman, sehingga mukjizatnya haruslah mampu melemahkan dan mengalahkan realitas yang akan terjadi pada masyarakat akhir zaman, yang kita mengenalinya dengan sebutan modern yang dicirikan dengan tingkat rasionalitas yang tinggi dan hasil karya pikir yang luar biasa berupa hasil-hasil ilmu pengetahuan, sains dan tekhnologi. Sehingga mukjizat alQuran ini pastilah harus melebihi dan mampu mengalahkan rasionalitas dan segala yang dihasilkan dari rasionalitas tersebut.
Alquran tidaklah hanya sekedar mampu mematahkan rasionalitas manusia modern dengan segala hasil teknologinya namun bahkan mampu menjadi inspirasi dan dasar pijak bagi penemuan teknologi terbaru. Artinya al Quran mampu menjadi rujukan berpikir dalam berbagai penemuan ilmiah sehingga posisi al Quran berada pada tempat tertinggi dalam struktur berpikir manusia. Perhatikanlah tentang penemuan berbagai teori penciptaan alam semesta, teori big bang, teori nebula, teori black hole yang menegaskan tentang alam semesta yang terus mengembang dan teori lainnya dibidang astronomi atau bahkan dalam proses penciptaan manusia yang dijelaskan secara lengkap dalam alquran termasuk berbagai teori berbagai bidang kehidupan, semisal matematika, fisika, kimia, hukum, sosial dan semuanya dijelaskan dengan sangat indah dalam al Quran yang untuk menemukannya membutuhkan pemikiran mendalam dan kontemplatif untuk membuka tabir rahasia yang disembunyikan oleh Allah swt pada setiap pesan tertulis dalam FirmanNya dan hanya orang-orang yang menggunakan akal budinya saja (ulul albab) yang mampu menguak dan menemukan rahasia keilmuan sshingga mampu menghasilkan sains dan tekhnologi terbaru bagi ummat manusia. Sebagaimana tantangan Allah swt dalam alquran :
يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَٰنٖ
Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah). (QS. Ar-Rahman : 33)
Sekalipun ayat ini sebenarnya berbicara tentang keadaan manusia di yaumil makhsyar (hari manusia dihimpunkan) yang manusia tidak dapat melarikan diri dari perintah Allah dan taqdirnya (dalam tafsir ibnu katsir). Namun seakan ada sebuah kesan secara kontekstual bahwa sekalipun manusia ingin menembus langit maka hanyalah dengan kekuatan dari Allah yaitu berupa ketetapan Allah. Dan Allah tidak akan memberikan ketetapanNya kecuali atas kehendakNya yaitu bagi mereka yang benar-benar beriman dan berilmu. Sehingga hanya mereka yang sungguh-sungguh beriman dan mendalami ilmu Allah sajalah yang akan mampu menembus penjuru langit (walau mungkin hanya sebagian kecilnya saja).
Alquran sebagai sumber wahyu dan mukjizat terbesar sepanjang sejarah ummat manusia mematahkan berbagai rasionalitas manusia cukup hanya dengan menitipkan berbagai solusi atas semua persoalan kehidupan dan rahasia besar kehidupan alam semesta dan segala isinya melalui rangkaian huruf demi huruf dan kalimat demi kalimat yang sangat padat, efektif dan powerfull dalam ayat-ayat al quran Firman Allah swt yang sangat agung itu yang setiap pesan kalimatnya mampu membawa manusia pada perjalanan rasionalitas dan logika yang tinggi dan kandungan yang mendalam sehingga menghasilkan berbagai realitas yang dapat mengisi seluruh kebutuhan dan menjawab persoalan kehidupan baik atas masa lalu, saat ini serta persoalan masa depan, dunia hingga akhirat.
Alquran memberikan ruang bagi manusia untuk berpikir sehingga menemukan berbagai rahasia alam semesta yang kemudian hal itu menjadi ilmu pengetahuan dan hasil-hasil tekhnologi. Sehingga dengan demikian alquran mampu menundukkan akal rasionalitas manusia dengan menjadikannya (alquran) sebagai bahan rujukan dan refensi inspirasi penemuan. Inilah salah satu bentuk kemukjizatan al Quran.
Al Quran ibarat sumber mata air yang tak pernah kering, terus mengalirkan airnya hingga berlebih. Ada banyak hal yang belum terkuak di alam semesta ini dan seluruh aktifitas kehidupannya dan alquran memberikan informasi-informasi rahasia yang dititipkan dalam setiap pesan kalimat FirmanNya. Tugas kita sebagai kalangan intelektual untuk menguak segala misteri keilmuan yang terkandung di dalamnya. Hanya bagi mereka yang bersedia beriman dengan sungguh-sungguh dan mereka yang terus memikirkannya (merenung, meneliti dan mendalami) yang akan mampu membuka tabirnya itulah para ulul albab.
Semoga hati dan pikiran kita bersedia tunduk kepada Al quran dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalani seluruh aktivitas kehidupan. Semoga hidup kita selalu terbimbing oleh al quran dan akhlaq kita adalah akhlaq alquran. Semoga Allah swt meridhoi kita. Aamiiin….
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar