KANAL24, Malang – Pendidikan, Penelitian dan Aktif dalam pembinaan mahasiswa menjadi salah satu acuan dalam seleksi Dosen Berprestasi UB. Tiga hal tersebut menjadi keseharian dalam diri Dr. Asep Awaludin dosen FPIK UB yang diumumkan menjadi Dosen Berprestasi rumpun saintek UB pada Senin 17 Agustus 2020 kemarin.
Kepada kanal24.co.id bapak tiga anak ini menceritakan proses seleksi yang harus dijalaninya dan menjelaskan tiga poin penilaian hingga menjadi dosen terbaik.
“Prosesnya cukup cepat sekitar dua minggu dari mulai mengirimkan portofolio hingga seleksi wawancara dan asessment. Alhamdulillah saya memenuhi tiga kriteria besar tersebut,” kata Asep Rabu (19/8/2020).
Menurut Asep sebagai dosen tidak hanya aktif mengajar namun juga turut mengembangkan kurikulum dari materi ajarnya. Kebetulan di FPIK Asep terlibat dalam pembahasan kurikulum perikanan di ASEAN Plus, yaitu negara yang memiliki fakultas perikanan seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja dan plusnya dari China, Jepang. Negara-negara ini memiliki semacam asosiasi untuk mengembangkan kurikulum pendidikan perikanan. Asep sendiri pernha menjadi delegasi mewakili kampus nya dan Indonesiadi Thailand.
“Saat ini apalagi sebagai negara maritim terbesar sudah seharusnya dosen perikanan di Indonesia bergerak level Internasional minimal Asean. Kita harus bisa menunjukkan kemajuan yang signifika di Indonesia terutama pendidikan perikanan,” lanjutnya.
Selain aktif mengajar Asep juga aktif melakukan riset bersama sesama dosen maupun mahasisiwa. Hasil risetnya sudah dibukukan sebanyak 9 buah dengan penerbit luar negeri. Asep mengatakan perlu kiranya para dosen selekstif memilih penerbit yang kredibel dan juga level internasional untuk mempromosikan berbagi hasil riset dan pemikiran. Saat ini Asep juga banyak terlibat di LPPM UB dan lembaga riset lainnya dikampus.
Poin ketiga dibidang pembinaan mahasiswa juga mendapat perhatian dari Asep. Bersama dosen yang lain Asep banyak terlibat dalam mendampingi mahasiswa FPIK seperti dalam PKM dan penelitian lainnya. Usaha ini membuahkan hasil dengan PKM dari FPIK UB yang dalam beberapa tahun terahir ini jumlah yang lolos naik signifikan.
“Ini memang cukup berat karena tidak semua dosen mau concern dengan mahasiswa, apalagi mahasiswa saat ini berbeda dengan dulu, terutama dalam hal menjalani proses. Saat ini banyak mahasisiwa ingin proses yang instan. Tapi disitu tatangan bagi kami untuk bisa mendampingi,” tambah Asep.
Dirinya berharap agar para dosen bisa mencari formula yang tepat dalam melakukan pembinaan kepada mahasiswa agar teta berprestasi. (sdk)