KANAL24, Jakarta – Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno, ekspor yang dilakukan Barata Indonesia selama tiga bulan terakhir di tengah pandemi Covid -19 merupakan hal yang baik untuk industri dan perseroan, hal itu karena permintaan produk-produk manufaktur dalam negeri menurun sehingga Barata Indonesia perlu berpartisipasi dalam proyek pembangkitan di berbagai negeri.
Fajar menjelaskan selama tiga bulan terakhir, total ekspor komponen pembangkit listrik yang dibukukan oleh Pabrik Komponen Turbin Barata Indonesia, mencapai angka sekitar Rp133 miliar. Ia pun berharap angka tersebut terus meningkat hingga akhir 2020.
“Di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, kami masih bisa memainkan peran kami dengan baik di Industri manufaktur, dengan rutin melakukan ekspor untuk komponen pembangkit listrik maupun komponen kereta api. Kami akan berusaha untuk terus berperan aktif untuk industri manufaktur tanah air juga perekonomian nasional,” tambah Fajar seperti dikutip dari laman resmi Kementerian BUMN, pada Selasa (7/7/2020).
Sebagai informasi, dua set komponen pembangkit listrik tersebut akan digunakan pada proyek Herne 6 (1 x 600) MW Combined-Cycle Power Plant. Pembangkit Listrik tersebut memiliki kapasitas dari 600 MW dengan output uap 400 MW yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk wilayah Rhine-Ruhr di Jerman.
Sepanjang 2020, Barata Indonesia telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Pakistan, Armenia, dan Bahrain. Sebelumnya, perseroan telah melakukan ekspor condenser & LP outer casing ke berbagai negara seperti Brasil , Argentina & Pakistan.
Sementara dalam beberapa bulan kedepan, pabrik komponen turbin Divisi Pembangkit PT Barata Indonesia juga kembali akan melakukan ekspor komponen turbin ke Australia, Korea Selatan, Brazil, Irak dan Jepang. (sdk)