oleh | Akhmad Muwafik Saleh
3. Adzab adalah peristiwa buruk yang menimpa manusia disebabkan kekafiran atau penolakannya atas perintah Allah swt. Adzab adalah musibah yang ditimpakan oleh Allah swt sebagai hukuman terhadap mereka yang melakukan kemaksiatan dan kemungkaran secara terus menerus hingga bertumpuk kemaksiatan dan penolakannya atas kebenaran serta tidak segera bertaubat atas kesalahannya itu. Sebagaimana Firman Allah swt :
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)
Sebagaimana pula sabda Rasulullah saw :
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396)
Adzab lebih ditujukan kepada orang kafir atau orang yang menolak kebenaran serta seseorang yang bermaksiat kepada Allah swt. Di dalam kamus alquran karya Husain bin Muhammad ad damaghani yang berjudul ishlah al wujuh wa an nadhair, disebutkan bahwa kata ‘adzab di dalam alquran memiliki 9 makna, antara lain pertama, hadd az zina (hukuman bagi pelaku zina), sebagaimana dalam surat an nur ayat 2. Kedua, bermakna al masakhu (keburukan, merusak bentuk) sebagaimana dalam surat al a’raf ayat 165 yaitu ketika Allah menceritakan tentang adzab yang ditimpakan kepada kaum bani israil yang melakukan penentangan atas aturan Allah swt sehingga diadzab dengan dirubah bentuknya menjadi kera. Ketiga, salb al maal (kebinasaan sebab harta), sebagaimana disebutkan dalam surat al Qalam ayat 33. yang menceritakan tentang sifat perilaku orang-orang kafir quraisy yang menghalangi dalam memberikan sedekah dan berlaku kikir.
Keempat, adzab bermakna al ‘uqubah fid dun yaa (siksa atau hukuman di dunia) sebagaimana dalam surat al An’am ayat 65, yang Allah menceritakan tentang adzab yang ditimpakan kepada kaum Luth atau pula siksa terhadap Qarun yang dibenamkan ke bumi sebagai hukuman atas penentangan dan kemaksiatan mereka. Kelima, adzab bermakna al qital (dibunuh), sebagaimana dalam suratal Hasyr ayat 3. Keenam, adzab bermakna adzab kubur, sebagaimana dalam surat al An’am ayat 93. Ketujuh, adzab bermakna siksa atau hukuman di akhirat, sebagaimana dalam surat al Furqan ayat 65 dan surat ar Ra’du ayat 34. Kedelapan, makna adzab adalah juu’ sab’a siniin (kelaparan selama 7 tahun), sebagaimana dalam surat al Mu’minuun ayat 63. Terakhir, adzab bermakna natif ar rays wa qash al janah (mencabut bulunya dan memotong sayapnya) sebagaimana dalam surat an Naml ayat 21 yaitu ketika Nabi Sulaiman bertanya tentang keberadaan burung Hud-hud yang tidak terlihat kehadirannya dalam inspeksi terhadap kalangan burung. Sehingga Nabi Sulaiman mengatakan :
لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابٗا شَدِيدًا أَوۡ لَأَاْذۡبَحَنَّهُۥٓ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّي بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ
Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” (QS. An-Naml, Ayat 21).
Apabila dicermati dari serangkaian makna adzab sebagaimana digunakan dalam alquran tersebut maka kata adzab merujuk pada balasan atau hukuman atau siksa yang ditujukan kepada orang yang melakukan penentangan kepada aturan Allah swt, kemaksiatan, kekafiran. Artinya adzab adalah suatu siksa atau hukuman akibat perbuatan kedurhakaan kepada Allah sehingga Allah membalasnya dengan siksaan baik di dunia ataupun di akhirat sebagai hukuman atas perbuatannya, dengan maksud agar manusia bertaubat dan menyadari atas kesalahannya sehingga segera kembali pada jalan yang lurus yaitu jalan agama Allah swt dan memperbaiki serta menjauhi diri dari perbuatan maksiat atau penentangan sebelumnya. Sementara ampunan Allah dan kasih sayangnya amatlah luas. Wallahu a’lam.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB