KANAL24, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menargetkan lonjakan laba hingga 18% pada tahun 2021 seiring pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Bank terbesar di Indonesia berdasarkan nilai aset dengan portofolio yang didominasi oleh pinjaman kepada usaha mikro, kecil dan menengah itu, mengalami penurunan laba sebesar 45,8% tahun lalu menjadi Rp 18,66 triliun. Merosotnya konsumsi dan investasi nasional ikut menyeret penurunan kinerja Bank BRI.
Direktur Utama, Sunarso mengungkapkan, tahun ini Bank BRI menargetkan laba bersih Rp20 triliun hingga Rp 22 triliun, naik antara 18% hingga 20% dibanding tahun lalu.Pertumbuhan kredit tahunan akan digenjot hingga 7%,dan tingkat NPL 3%. Tahun lalu pinjaman BRI tumbuh 4%, namun lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai 8,44%.
Sunarso mengatakan, untuk memenuhi target laba itu membutuhkan “upaya luar biasa” mengingat permintaan pinjaman yang lemah. Menurutnya, beberapa pelanggan bisnis kecil telah kehilangan sebagian besar pendapatan mereka selama pandemi.
“Strategi kami BRI akan fokus pada segmen kredit yang berpotensi tumbuh yaitu segmen mikro termasuk di bidang pertanian, pangan, alat kesehatan dan obat-obatan,” ujarnya dilansir dari Reuters Rabu (28/4/2021).
Bank BRI telah merestrukturisasi seperlima dari pinjamannya tahun lalu yang dimiliki oleh 2,8 juta nasabah, dan mempertahankan rasio kredit bermasalah (NPL) di bawah 3%, dibandingkan 2,80% pada tahun 2019, dengan menaikkan provisi.
Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade tahun lalu, sebesar 2,07%. Tahun ini, pemerintah menmperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5% didukung oleh dorongan vaksinasi massal serta stimulus fiskal dan moneter.
Pemerintah telah menganggarkan lebih dari USD80 miliar untuk bantuan pandemi. Sementara itu, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin dan menyuntikkan lebih dari USD55 miliar likuiditas ke dalam sistem perbankan untuk mendukung perekonomian.
Menurut Sunarso, pelonggaran kuantitatif Bank Indonesia sejauh ini telah mencegah terjadinya krisis likuiditas, namun belum diikuti dengan meningkatnya permintaan pinjaman yang tetap lemah.
Selain itu BRI juga akan mempromosikan perbankan digital dengan mengubah BRI Agro menjadi bank digital dalam dua tahun. (sdk)