KANAL24, Malang – Sesuai dengan arah RPJMN untuk menciptakan SDM yang unggul. 4 dosen Fakultas Ilmu Administrasi UB yang tergabung tim pengmas FIA UB, melakukan pengabdian masyarakat ke Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, kamis (7/11/2019). Keempat dosen tersebut adalah Fadilah Putra, Ph.D; Wike, S.Sos., M.Si., DPA; Dr. Farida Nurani., M.Si; Dr. Endah Setyowati, S.Sos., M.Si.
Ketua tim Pengmas, Fadilah mengatakan bahwa pengmas ini diselenggarakan oleh FIA khususnya jurusan administrasi publik. Di dalam konteks administrasi publik, ada satu konteks yang di tekankan tentang pembangunan sektor publik salah satunya pembangunan SDM. Hal ini juga sesuai dengan RPJMN yang arahnya untuk menciptakan SDM unggul. Sehingga untuk itu, diterjemahkan dalam bentuk program kegiatan yang real.
Pemilihan Desa Sutojayan, dikarenakan pertimbangan posisi desa baik secara sosiologis, ekonomis, dan geografis. Desa Sutojayan merupakan desa transisi dengan tipologi desa prismatik, yang mana status administratif dan formalnya adalah desa namun secara ekonomi sudah mulai bergerak ke kota serta secara lokasi berada di jalan poros.
Menurut alumni University of Melbourne itu, pengmas ini adalah untuk melakukan pendampingan penyusunan APBDes berwawasan gender di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Desa Sutojayan dijadikan acuan apakah APBDes saat ini sudah menyasar ke kegiatan pemberdayaan tersebut atau belum.
“Pengmas ini berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak yang juga berperan penting dalam pembangunan SDM unggul. Kalau perempuan bisa berdaya otomatis yang akan terkena dampak pertama adalah anak, sehingga perempuan dan anak merupakan satu kesatuan. Kalau 2 ini sudah berhasil kita berdayakan, maka 70-80 persen SDM di Indonesia akan teratasi, karena untuk yang laki-laki mereka sudah memiliki pendidikan lebih baik, akses ke pekerjaan juga lebih tinggi,” jelasnya.
Ada 2 kegiatan yang dilakukan, yakni pemberian materi tentang perencanaan anggaran berspektif gender oleh Wike, S.Sos., M.Si., DPA dan coaching clinic dibukanya APBDes untuk mengetahui bagaimana serapan anggaran oleh Dr. Farida Nurani., M.Si; Dr. Endah Setyowati, S.Sos., M.Si. Kemudian, diskusi tentang pemanfaatan slot anggaran yang bisa dialihkan ke kegiatan perempuan dan anak.
“Kegiatan ini, diikuti oleh 20 ibu-ibu PKK dan kelembagaan perempuan lain serta tokoh masyarakat desa tersebut. Harapannya, desa punya inspirasi tentang kegiatan-kegiatan baru pemberdayaan perempuan dna anak yang dapat dirumuskan pada APBDes 2020, sehingga bisa menjadi contoh bagi desa-desa yang lain,” pungkas pengamat kebijakan publik tersebut. (meg)