Oleh: Aminullah, A.M., M.Sc. Fin – Dosen FEB UB
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261).
Ibadah Maaliyah (ibadah harta) adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan sarana harta benda, yaitu zakat, infak, dan sedekah. Ibadah Maaliyah merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan telah meninggal dunia sehingga menjadi amal jariyah baginya.
Setiap manusia diberikan anugerah rezeki berupa harta benda dalam hidupnya. Harta yang dititipkan oleh Allah ﷻ kepada kita, hendaknya dijadikan sebagai bekal ibadah kepada-Nya. Karena harta yang dikeluarkan di jalan Allah ﷻ merupakan harta yang bermanfaat dan akan membuahkan keberkahan kepada yang bersangkutan.
Infak dan sedekah memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Diantaranya yaitu dapat menghapuskan dosa dan membentengi diri dari neraka. Rasulullah ﷺ bersabda, “Aisyah, buatlah dinding pembatas antara dirimu dengan neraka, walaupun hanya dengan sebelah buah kurma. Sebab, sedekah itu bisa menyangga perut orang yang kelaparan, sehingga ia merasakan hal yang sama dengan orang yang kenyang” (HR. Ahmad).
Selain itu, infak dan sedekah juga termasuk sebab utama dilipatgandakannya rezeki. Sehingga, orang yang bersedekah tidak akan menjadikan hartanya berkurang ataupun jatuh miskin.
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 268).
Selanjutnya, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Terdapat satu kisah menarik yang diriwayatkan oleh Baihaqi, di mana sudah hampir setahun lamanya luka di wajah al-Hakim Abi Abdullah ra. terus mengalirkan nanah. Sudah banyak terapi dilakukan, namun belum berhasil. Kemudian, beliau secara khusus meminta didoakan oleh Imam Abu Utsman al-Shabuni beserta jamaahnya di majelis tiap jumat.
Baca juga:
Pada jumat berikutnya, salah satu jamaah wanita yang turut mendoakan kesembuhannya menyampaikan bahwa ia bermimpi Rasulullah ﷺ memberi saran kepada Abu Abdullah untuk membagi-bagikan air. Abu Abdullah kemudian menyambut gembira saran tersebut dan segera menggali sumur di depan rumahnya, lalu memperbolehkan semua orang untuk mengambil air dari sumur tersebut. Seminggu kemudian, tanda-tanda kesembuhan telah tampak, lukanya mengering dan tidak lagi mengeluarkan nanah. Akhirnya, Abu Abdullah dapat kembali tersenyum ceria setelah luka di wajahnya sembuh.
Pada bulan Ramadhan, nilai setiap kebaikan termasuk di dalamnya ibadah maaliyah menjadi lebih tinggi dari bulan-bulan lain. “Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Bukhari-Muslim).
Allah ﷻ telah melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang berinfak dan bersedekah di jalan-Nya. Kemudian, Allah ﷻ juga melipatgandakan setiap kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan. Lantas, bagaimana dengan orang yang melakukan dua kebaikan yang dilipatgandakan pahalanya sekaligus, yaitu bersedekah di bulan Ramadhan? MasyaAllah, betapa banyaknya pahala yang akan diperolehnya. Wallahu a’lam bisshowab.