KANAL24, Jakarta – Impor vaksin Covid-19 yang terus dilakukan pemerintah ternyata menjadi penyumbang utama kenaikan impor untuk produk non migas. Meski secara total impor pada Juli 2021 turun 12,22 persen month to month (mtom) menjadi USD15,11 miliar, namun untuk impor produk farmasi justru bertambah paling tinggi. Hal ini terjadi seiring dengan masifnya program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, membenarkan bahwa impor produk yang masuk dalam golongan HS 30 (produk farmasi) meningkat paling tinggi yaitu bertambah USD185,9 juta. Dari jumlah itu impor vaksin mencapai USD150 juta atau paling besar dibandingkan impor produk farmasi lainnya
“Peningkatan terbesar (impor) karena impor vaksin, yaitu pada Juli sebesar 150 juta USD. Jika dilihat berdasarkan negaranya impor produk HS 30 adalah berasal dari Tingkok, Jepang dan Spanyol,” kata Margo dalam keterangannya, Kamis (19/8/2021).
Sementara itu untuk kelompok barang non migas yang mengalami penurunan impor terbesar selama bulan Juli 2021 adalah kelompok barang HS 84. Produk dari golongan ini terdiri dari mesin dan peralatan mekanis.
“Penurunan impor terbesar dari kelompok ini jika dilihat dari negara asalnya adalah dari Tiongkok, Korsel dan Thailand,” pungkas dia.(sdk)