JAKARTA – PT Indofarma Tbk (INAF) fokus mengejar pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan menaikkan kontribusi penjualan alat-alat kesehatan dan distribusi vaksin Covid-19 tahun ini. Demi menopang ekspansinya, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 200 miliar pada 2021.
“Perseroan memiliki tagline strategi baru tahun ini, yaitu sustainable growth sebagai pengganti strategi turn around yang dijalankan pada 2019-2020,” ujar Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, Selasa (9/3/2021) dilansir dari InvestorDaily.
Manajeman baru Indofarma pada 2019 mulai mencapai titik balik. Ketika itu, perseroan sempat mencetak laba bersih Rp 7,9 miliar, setelah mengalami kerugian berturut-turut selama 2016-2018.
Menurut Arief Pramuhanto, dalam strategi turn around, Indofarma fokus memperbaiki segmen penjualan obat farmasi dengan tidak terlalu begantung pada tender pemerintah. Selanjutnya, perseroan menata portofolio produk dengan memperbesar konstribusi penjualan alat-alat kesehatan. Hal ini terbukti berhasil karena kontribusi alat-alat kesehatan telah mencapai 48% pada 2020, dari sebelumnya hanya 15%.
“Pada 2021, kami menargetkan kontribusi alat-alat kesehatan menjadi 60%. Tahun ini, kami juga masuk ke bisnis distribusi vaksin Covid-19. Kami rencananya bekerja sama dengan Novavax,” tutur dia.
Tahun lalu, kata Arief Pramuhanto, Indofarma juga merestrukturisasi pinjaman bank dan menghasilkan dampak yang cukup terasa pada kinerja perseroan. Tak ketinggalan, perseroan turut menata fungsi-fungsi sumber daya manusia (SDM). Indofarma memastikan seluruh strategi turn around dijalankan secara disiplin.
Sementara itu, tahun ini perseroan menangkap peluang bisnis dengan rencana membangun pabrik terkait alat-alat kesehatan yang punya permintaan tinggi, seperti masker, jarum suntik, dan sarung tangan. “Kami alokasikan belanja modal kurang lebih Rp 200 miliar,” jelas dia.
Menurut Arief, sejauh ini alat-alat kesehatan yang dikembangkan perseroan terbagi dalam empat kategori. Pertama, kategori produk diagnosis, termasuk rapid test antigen dan polymerase chain reaction (PCR). Kedua, perseroan mendukung segala perlengkapan yang dibutuhkan rumah sakit.
Ketiga, memproduksi mesin-mesin medis berteknologi tinggi, salah satunya mesin hemodialisis atau alat cuci darah. Keempat, perseroan memiliki lini bisnis barang-barang medis yang dikonsumsi secara masal, seperti masker dan alat pelindung diri (APD).
Arief Pramuhanto menegaskan, Indofarma yang selama ini terkenal dengan produk multivitamin biovision tak melupakan bisnis obat. Perseroan berkomitmen merintis segmen herbal dengan mengembangkan obat-obat tradisional.
Selain itu, perseroan bersiap menambah lini obat yang terkait dengan pengobatan efek Covid-19, yakni Ivermectin. “Obat tersebut masih diproses oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ),” ujar dia.(sdk)