oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Action Speak Loader Than World, demikian kata bijak. Dalam masa pandemi yang tidak jelas kapan akan berakhir sebab proses mutasi virus yang sedemikian cepat maka tidak mungkin ada suatu vaksin yang tepat untuk menyelesaikan beragam jenis mutasi virus yang ada. Karena itu penanggulangan pencegahan atas virus ini hanya dapat mengandalkan dua faktor utama yaitu keteladanan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam menyongsong era New Normal Life kedepan.
Keteladanan adalah kunci segalanya dalam kehidupan New Normal yang akan datang dan hal itu bermula dari tindakan. Sebagaimana diyakini bahwa satu tindakan akan jauh lebih mampu berbicara dari pada seribu untaian kata-kata yang diucapkan.
Ketiadaan keteladanan hanya akan mengorbankan jiwa rakyat pada badai pandemi. Dan menyerahkan sepenuhnya pada perjuangan hidup mati dari rakyatnya sendiri tanpa kehadiran negara. Pada pemimpin yang tidak bertanggungjawab maka harga nyawa tidak lebih murah dari harga tiket pesawat. Disaat menghadapi realitas yang demikian, maka kekebalan diserahkan sepenuhnya pada kekuatan sosial masyarakat. Dengan artian bahwa masyarakat harus berjuang sendiri dalam menghadapi gelombang wabah yang semakin membadai. Disebabkan semua pintu penyebaran dibuka secara bebas, khususnya pintu-pintu yang tidak berada dalam kewenangan masyarakat.
Mungkin masyarakat lebih memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi atas diri dan lingkungannya sehingga mereka menetapkan aturan ketat atas daerahnya sendiri dengan menutup pintu-pintu masuk menuju pemukiman mereka. Sehingga siapapun yang bukan berasal dari daerahnya dilarang untuk berinteraksi masuk dengan alasan sebagai langkah preventif menjaga lingkungan dari penyebaran virus yang tak kasat mata ini.
Namun masyarakat tidak kuasa atas ruang-ruang publik bahkan moda transportasi publik yang masih saja beroperasi dan menjadi pintu masuk yang sangat signifikan bagi menyebarnya virus ini. Karena virus ini menyebar ekuilaven dengan tingkat mobilitas manusia yang tinggi sehingga kenapa disarankan untuk stay at home, cukup berdiam diri di rumah saja.
Kebijakan yang wishy washy, capriciuos alias plin plan hanya menunjukkan defisitnya keteladanan dan tidak adanya keseriusan dan kesungguhan dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran virus covid-19 ini sekalipun telah ditetapkan persyaratan protokol kesehatan yang sangat ketat atas mobilitas manusia. Namun patut diingat, bahwa negeri ini memiliki track record tingkat ketidaksiplinan yang tinggi dalam urusan pengelolaan administrasi sehingga semuanya bisa diatur, disiasati dan bisa main belakang, semua tergantung duit, wani piro.
Coba perhatikan, kebanyakan dari mereka yang terkena positif covid adalah mereka dengan tingkat mobilitas tinggi atau setidaknya mereka yang berinteraksi dengan banyak orang yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, mengingat penyebaran pada awalnya pun bermula dari negeri seberang, Wuhan China. Sehingga tidak pernah kita mendengar ada seorang petani yang mobilitas kesehariannya hanyalah rumah dan sawah terkena covid-19. Tapi biarlah cerita itu menjadi dongeng belaka kelak.
Sekarang yang terpenting adalah bagaimana melangkah ke depan dengan penuh keteladan dalam menjalani hidup yang new normal. Disaat pengambil kebijakan tidak mampu bersikap teladan dan konsisten maka saat ini biarkanlah masyarakat yang meneladankan sikapnya sendiri dengan penuh kedisiplinan dalam menjalani hidup new normal itu. Apa saja hal yang harus dijadikan sikap disiplin dan teladan pribadi oleh masyarakat ?. Antara lain :
1. Budayakan hidup bersih dengan selalu mencuci tangan, berwudhu, dan pakai handsanitizer. Niatkan saat mencuci tangan untuk memenuhi anjuran agama dalam menciptakan hidup bersih agar bernilai ibadah. Bahkan akan lebih baik jika tidak hanya sekedar mencuci tangan, namun berwudhu’lah, tentu akan sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan batin kita.
2. Selalulah pakai masker setiap kemanapun akan pergi dan atau diluar rumah. Sebab penularan virus ini adalah melalui droplet atau titik air berisi virus dari batuk dan bersin. Untuk itu kembalilah ikuti anjuran dalam agama bahwa saat batuk atau bersin untuk menutup mulut dengan tangan atau penutup lainnya seperti masker. Maka agar bernilai tambah (ibadah) saat bersin, ucapkanlah doa dengan mengucapkan “Alhamdulillah” sehingga akan menjadi pahala bagi orang lain yang menjawabnya dengan “yarhamukallah”.
3. Jagalah jarak interaksi sosial, untuk sementara batasilah jarak dalam interaksi dengan mengurangi bersalaman sebagai bagian upaya dari pencegahan dan lari menjauh dari penyakit.
4. Dalam praktek kerja dan usaha bisnis, maka mulailah untuk beralih secara online. Karena bisnis online ke depan akan lebih bertahan dan lebih praktis. Untuk itu bantulah tetangga dan masyarakat awam agar mereka lebih piawai dalam menjalankan bisnis online. Libatkan anak-anak muda mereka agar dapat membantu orang tuanya dalam menjalankan usahanya secara online. Seperti jualan sayur online, sembako online dan kebutuhan hidup lainnya secara online. Inilah peluang untuk saling memberdayakan.
5. Membiasakan diri untuk banyak berdoa dan berdzikir meminta perlindungan kepada Allah swt agar terlindungi dari segala marabahaya dengan banyak mengucapkan Bismillahilladzy laa yadurru ma’as mihi syai’un fil ardhi walaa fis samaa’i wahuwas samiiul ‘aliim. Dan membiasakan diri kembali mendekat kepada Allah dengan banyak beribadah karena virus penyakit adalah makhluk yang tunduk pada Allah, sementara Allah-lah yang berkuasa memerintahkannya untuk menularkan kepada siapa saja yang dikehendakinya. Karena itu semakin mendekatlah kepada Allah seraya meminta ampunannya.
Inilah kiranya protokol baru dalam kehidupan New Normal ke depan yang harus dijadikan keteladanan dan kedisiplinan bersama dan tidak lagi perlu berharap pada keteladanan dari negara, manakala negara tidak hadir dalam kehidupan masyarakatnya. Hanya kita sajalah yang bisa menjaga diri kita untuk menyelamatkan diri dari segala marabahaya. Semoga Allah swt melindungi kita semua. Aamiin.
Penulis KH. Akhmad Muwafik Saleh pengasuh Pesma Tanwirul Afkar, Dosen FISIP UB dan sekretaris KDK MUI provinsi Jawa Timur