KANAL24, Malang – Desa Sutojayan yang terletak di Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan lahan pertanian yang luas dan memiliki jumlah pohon kelapa yang melimpah. Oleh sebab itu, dalam kurun waktu yang lama akan sebanding dengan produksi limbah batok kelapa. Limbah batok kelapa di Desa Sutojayan mencapai 15 ton per-tahunnya. Namun, sebagian masyarakat hanya memanfaatkan sebagai kerajinan tangan, bahan bakar gamping, dan sisanya dibuang ke TPA. Jika hal ini tidak segera ditangani, akan berdampak besar pada lingkungan. Padahal, batok kelapa memiliki kandungan lignin, selulosa, hemiselulosa dan karbon, yang mana jika dimanfaatkan sebaik mungkin dapat dijadikan bahan baku pembuatan asap cair dan akan memberikan profit lebih untuk petani di desa tersebut.
Melihat fenomena ini, tim mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB), yang terdiri dari Maulana A’inul Yaqin (mahasiswa jurusan TIP angkatan 2018), Bakti Pertiwi Purnama Sari (mahasiswa jurusan THP angkatan 2016), Wakhidatul Fitriyah (mahasiswa jurusan THP angkatan 2017), Yohana Christine Tiurma Manurung (mahasiswa jurusan THP angkatan 2017) dan Muhammad Usman Sihab (mahasiswa jurusan TIP angkatan 2018) menunjukkan eksistensinya melalui Program LIKE-TOK “Produksi Asap Cair Batok Kelapa Guna Memberdayakan dan Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kelompok Tani di Desa Sutojayan”.
Dibawah bimbingan Dr. Dodyk Pranowo, STP., M.Si, program ini merupakan salah satu dari program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian kepada masyarakat Universitas Brawijaya.
“LIKE-TOK merupakan program sosialisasi dan pelatihan secara bertahap melalui media online untuk menangani masalah limbah organik khususnya batok kelapa di Desa Sutojayan. Program ini bertujuan memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam produksi asap cair dan produk samping berupa pupuk karbon untuk meningkatkan dan memberdayakan kesejahteraan masyarakat. Selain itu program LIKE-TOK dapat menciptakan kelompok tani yang mandiri,” kata Maulana selaku ketua tim Kamis (17/9/2020)
Lanjutnya, limbah batok kelapa dimanfaatkan sebagai asap cair dengan menggunakan alat pirolisis. Asap cair dapat dimanfaatkan sebagai pestisida organik untuk tanaman dan pupuk karbon yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Program LIKE-TOK akan terus berlanjut dan akan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan dan mengurangi permasalahan limbah di Desa Sutojayan. Melalui program ini, LIKE-TOK dapat mengurangi limbah batok kelapa sebanyak 98,8 persen setiap bulannya. Bukan hanya itu, LIKE-TOK juga dapat memberdayakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat desa dengan penjualan produk pestisida asap cair dan pupuk karbon sebesar Rp 5.519.900 per bulan.
“Rencana berikutnya dari program LIKE-TOK ini yaitu melakukan penjualan secara online dengan menggunakan e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas, serta bekerja sama dengan toko penjualan bahan pertanian dan dinas pemerintahan terkait,” pungkasnya. (Meg)