KANAL24, Jakarta – Emiten Kompas 100 yang mengalami penguatan harga saham terbesar sepanjang Semester I 2021 berasal dari beragam sektor. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menjadi jawara pada periode tersebut.
Mengutip data RTI secara lengkap lima top gainers Kompas100 sepanjang Semester I 2021 adalah:
1. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), harga saham ditutup di level 2.270 pada 30 Juni 2021. Menguat 1.610 poin atau 243,94% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level 660.
2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), harga saham ditutup di level 3.210 pada 30 Juni 2021. Menguat 1.560 poin atau 94,54% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level 1.650.
3. PT Link Net Tbk (LINK), harga saham ditutup di level 4.300 pada 30 Juni 2021. Menguat 1.810 poin atau 72,69% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level 2.490.
4. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), harga saham ditutup di level 890 pada 30 Juni 2021. Menguat 330 poin atau 58,93% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level 560.
5. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF), harga saham ditutup di level 1.955 pada 30 Juni 2021. Menguat 630 poin atau 47,55% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level 1.325.
Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan saham – saham emiten yang mengalami penguatan terbesar di Semester I 2021 adalah mereka yang bergerak di sektor – sektor yang mulai bangkit. “Tahun lalu kan PSBB . Memasuki tahun ini ada pelonggaran pembatasan aktivitas ekonomi seiring mulai membaiknya Covid-19. Walaupun di akhir Semester I 2021 melonjak lagi,” kata Hans, Senin (5/7/2021).
Kondisi ini menjadi sentimen positif bagi ASSA yang bergerak di sektor jasa transportasi. Mobilitas sosial masyarakat memasuki tahun 2021 lebih baik dibandingkan 2020. “Sektor otomotif juga mulai membaik permintaanya dibanding 2020 meski belum seperti level pra pandemi. Ini mendorong kenaikan harga saham BFIN sebagai perusahaan pembiayaan,” ujar Hans.
Untuk TBIG dan LINK, Hans melihat minat investor untuk melirik saham – saham teknologi semakin meningkat. Sebab industri yang terkait teknologi, apalagi teknologi informasi termasuk yang bisa bertahan dengan baik kala pandemi. “Ini menjadi sentimen positif pendorong tahun ini,” tutup Hans.(sdk)