Oleh: Agus Andi Subroto
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kita gunakan untuk mengubah dunia”. (Nelson Mandela)
Istilah pendidikan sudah sering kita bahas namun demikian tentu saja setiap kita akan memiliki definisi pendidikan yang berbeda. Pendidikan menurut undang-undang no 20 tahun 2003 adalah: “Sebuah usaha kegiatan sadar dan terencana dalam menciptakan suasana yang mengaktifkan belajar siswa. Supaya potensi, keterampilan, kepribadian, akhlak, semuanya dapat berkembang”.
Sedangkan pendidikan menurut bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantoro. Beliau mengatakan begini, “Dimana pendidikan adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”. Itu bagi penulis sendiri sebagai makna yang sangat mendalam.
Dimana tugas pendidikan dan pendidik sejatinya adalah merubah pemahaman siswa dari yang sebelumnya tidak tahu kemudian menjadi tahu. Bisa dimaknai lain yaitu mengantarkan siswa dari yang sudah bisa menjadi lebih bisa lalu kedepannya menjadi seorang yang ahli di bidangnya. Keren kan?
Didalam pendidikan itu sendiri sebenarnya ada tiga hal besar yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik. Diantaranya adalah: 1) Mengajar, 2) Mendidik, 3) Melatih. Yang mana tiga istilah ini adalah bagian mendasar dari arti sebuah pendidikan. Mengajar adalah sebuah cara yang identik dengan penyampaian dari segi kognitif. Kalau untuk mendidik tentu lebih dari itu. Kognitif sendiri lebih dikembangkan dengan cara mendidik, dimana menyampaikan nilai-nilai yang mendalam dimana tujuannya untuk jangka panjang diharapkan terjadi perubahan pada diri siswa untuk memahami nilai-nilai yang diakui di masyarakat pun juga di dalam pendidikan. Kemudian yang ketiga yaitu melatih. Melatih sendiri identik untuk mengembangkan keterampilan yang bisa jadi sudah dimiliki oleh peserta didik.
Mengapa manusia perlu pendidikan lebih tepat lagi perlu dididik. Karena sejak lahir manusia itu berada dalam keadaan tidak berdaya, tentu ini kita akui bersama. Saat seperti itu tentunya kita mengalami perubahan-perubahan, baik dari segi fisik, cara kita berfikir, dan lain sebagainya. Nah, dari semua itu kita perlu bantuan, dan alatnya adalah pendidikan. Sehingga alasan utama mengapa manusia perlu dididik. Pertama, sejak lahir manusia itu tidak berdaya. Kedua, bisa jadi manusia itu pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, ia tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Dan yang terakhir kenapa pendidikan itu penting adalah manusia lahir tidak langsung dewasa. Jadi maksud pendidikan adalah ingin mengubah seseorang yang belum dewasa menjadi seorang manusia yang dewasa. Terutama dewasa dalam berpikir, bertindak, serta mampu dan berani mengambil keputusan, dan berani menanggung resiko dari keputusan yang dia ambil.
Siapa yang berpengaruh dalam dunia pendidikan itu. Tentu saja yang utama adalah pendidik itu sendiri dan peserta didik. Pendidik bisa jadi bisa orang tua, kakak, adik, guru, dosen, semua itu bisa menjadi pendidik. Tentu saja tidak sembarang mendidik, karena pendidik itu sendiri setidaknya kudu memiliki syarat-syarat tertentu. Diantaranya pendidik itu harus memiliki kematangan atau kedewasaan berpikir, karena esensi pendidikan itu diharapkan mampu mengubah peserta didik menjadi dewasa. Sehingga diharapkan gurunya harus lebih dewasa daripada peserta didiknya, setidaknya dewasa dalam soal berpikir. Syarat lain bisa jadi pendidik itu kudu juga memiliki pengetahuan yang luas, dari situ diharapkan pendidik bisa berbagi informasi dan pengetahuan yang banyak kepada peserta didik. Penting juga seorang pendidik ini kudu memiliki skill dan keterampilan yang banyak, diantaranya keterampilan berkomunikasi, keterampilan memahami peserta didik, keterampilan dalam berkolaborasi dengan kolega, dan banyak lagi tentunya. Terakhir seorang pendidik itu menurut hemat penulis sangat penting untuk memiliki attitude yang baik, sikap yang bagus, karena segala sikap dan tindakan seorang pendidik akan selalu jadi sumber motivasi peserta didiknya.
Kapan pendidikan itu berlangsung. Pendidikan itu kapanpun tepatnya setiap waktu terus berlangsung sebenarnya. Itu menurut hemat penulis. Tetapi hal ini bisa dimaknai juga bahwa pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat, sejak manusia itu lahir hingga meninggal. Sehingga tidak saja anak-anak yang memerlukan pendidikan itu tentu saja manusia dewasa juga harus terus melakukan belajar. Bahkan di fenomena lapangan sering kita temukan manusia-manusia yang telah berusia senja, mereka masih semangat meneruskan pendidikannya. Pernah dalam sebuah artikel yang penulis baca, di negeri Thailand ada seorang nenek yang telah berusia 91 tahun, masih bertekun melanjutkan sekolah dipendidikan tinggi untuk meraih gelar sarjananya. Tentu saja hal ini sangat luar biasa, karena dapat memberi semangat dan teladan bagi generasi muda di negeri tercinta Indonesia.
Dimana pendidikan itu berlangsung. Menurut hemat penulis pendidikan bisa berlangsung dimana saja, di lingkungan keluarga, di sekolah, dan di masyarakat. Ketiganya memiliki pengaruh yang sangat besar bagi peserta didik, baik bagi anak-anak maupun manusia yang sudah dewasa, bahkan senja. Di level keluarga adalah pendidikan pertama dan utama yang diterima oleh peserta didik, kemudian di ikuti pada level sekolah dan kehidupan sehari-hari di dunia masyarakat.
Bagaimana sesungguhnya pendidikan itu berlangsung. Tentunya karena kita berada di Indonesia, pendidikan kita sangat dipengaruhi oleh bapak pendidikan nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro. Konsep pendidikan yang beliau angkat yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan terakhir Tut Wuri Handayani. Tiga kalimat di atas sering kita dengar dan sangat familiar. Namun apa sebenarnya maksud konsep di atas kaitanya dengan soal pendidikan. Ing Ngarso Sung Tulodho, diharapkan seorang pendidik itu bisa memberi teladan kepada peserta didikya. Ing Madyo Mangun Karso, seorang pendidik berperan besar membangun semangat peserta didik, ia lebih berperan sebagai kawan dan sahabatnya peserta didik. Dan terakhir Tut Wuri Handayani, di belakang seorang pendidik berperan sebagai pendorong peserta didik untuk terus maju menjulang selaras keinginan dan cita-cita yang ingin diraih dalam hidupnya peserta didik, pendidik di sini lebih berperan sebagai seorang motivator andal bagi peserta didiknya agar kehidupan, sikap, serta penghidupannya menjadi lebih baik lagi di masa depan.(*)
Penulis adalah pakar manajemen embongan, wirausahawan dan dosen