KANAL24, Malang – Rapid test TPO dan TSHR merupakan inovasi asal Universitas Brawijaya yang berhasil masuk kedalam 112 inovasi terbaik Indonesia tahun 2020. Rapid test TPO dan TSHR merupakan karya dari Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UB Prof. Dr. Aulanni’am, drh., DES, bersama dengan timnya.
Saat dihubungi kanal24.co.id, Aul (sapaan akrabnya) menceritakan tentang inovasinya tersebut. Rapid test TPO dan TSHR ini diperuntukkan bagi penderita AITD ( Autoimmune Thyroiditis) yaitu penderita Hipotiroid dan Hipertiroid. Kondisi Hipotiroid sebagai salah satu bentuk Autoimmune Thyroid Diseases (AITD) perlu menjadi perhatian masyarakat karena pada umumnya bersifat asimtomatik (menunjukkan gejala seperti kondisi normal). Banyaknya kelahiran bayi yang kurang sehat akibat perburukan manifestasi gejala pada ibu hamil yang menderita Hipotiroid, tidak terlepas dari keterlambatan seorang dokter dalam menentukan deteksi dini dan penanganan secara cepat dan tepat. Selain itu, keterlambatan deteksi tersebut, menyebabkan keterlambatan dalam terapi hormon tiroid sehingga menyebabkan anak-anak tersebut mengalami perkembangan intelektual yang terhambat yang ditunjukkan dengan rendahnya skor Intelligent Quatient (IQ) yaitu anak anak Stunting. Maka Rapid test yang akan diproduksi ini menjadi penting untuk diproduksi.
“Sebagai produk Inovasi UB, produk ini telah melalui tahapan scientific discovery, invensi, dan inovasi, supaya menjadi produk yang siap digunakan masyarakat,” ungkapnya.
Produk yang dimulai penelitiannya sejak 2020 ini juga mendapat dana dari LPDP untuk pengembangan produk.
Rapid test ini dipakai untuk mendeteksi autoantibodi pada penderita AITD dengan bahan Human Recombinan Protein TPO dan TSHR dan bahan bahan lain yang digunakan untuk penyiapan Rapid Test pada umumnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB ini pun menjelaskan bahwa penggunaan rapid test ini sangat mudah, tanpa menggunakan peralatan yang canggih, dengan menggunakan sampel serum yang sedikit dan waktu yang dibutuhkan pun cepat.
“Yang dideteksi pada Rapid Test ini adalah Titer antibodi Thyroid Peroxidase (TPO) dan Thyroid Stimulating Hormone Receptor (TSHR) yang dapat dideteksi lebih awal sebelum terjadi perubahan kadar hormon T3 dan T4 serta dapat digunakan untuk monitoring keberhasilan pengobatan dengan antitiroid. Pada umumnya, pemeriksaan TPO dan TSHR hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan fasilitas lengkap dan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Sehingga diperlukan sebuah inovasi dan pengembangan alat deteksi dini yang murah berbasis immunochromatography technique (ICT) melalui produksi protein rekombinan TPO dan TSHR yaitu Rapid Test TPO dan TSHR,” jelas Aul.
Saat ini, rapid test ini belum diproduksi masal, karena sedang dalam tahap desain melalui tahapan uji penentuan konsentrasi antigen yang digunakan dan melakukan uji stabilitas protein rekombinan yang dilapiskan pada membran nitrocellulosa yang direaksikan dengan sampel serum. Lalu, juga dilakukan formulasi bahan signal reagent, nano gold particle, dan Goat Anti-mouse sebagai control line.
“Hasil prototipe rapid test deteksi dini pada pasien AITD berbasis autoantibodi TPO dan TSHR yang diperoleh selanjutnya akan dilakukan uji klinis rapid test berbasis rekombinan protein TPO dan TSHR pada sampel pasien,” tandasnya. (Meg)