KANAL24, Malang – Mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) berkesempatan mendengar kisah hidup dari Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia secara daring, Senin (23/8/2021). Menteri Bahlil menceritakan bahwa Ia lahir dari keluarga yang sangat sederhana, Ibunya seorang buruh cuci di rumah orang dan ayahnya seorang buruh bangunan. Sejak kecil, Bahlil harus bersekolah sambil bekerja.
“Saat SD, saya harus mencari uang sendiri dengan jualan kue buatan Ibu. Kemudian, SMP dan SMA saya mencari uang dengan menjadi kondektur bus dan sopir bus. Saya SD, SMP, dan SMA di Banda. Kemudian kuliah di Jayapura. Dari Fak-Fak ke Jayapura, naik kapal perintis selama 2 minggu. Kuliah di Jayapura, saya tinggal di asrama, saya berkuliah sambil kerja, jadi loper koran, buruh kasar, yang penting mendapat uang. Namun, saya juga menjadi seorang aktivis hingga ketua senat,” ungkap Menteri kelahiran Maluku tersebut.
Lanjut, Bahlil mengatakan bahwa Ia menjalani proses kehidupan dari bawah. Berawal dari menjadi karyawan, kemudian menjadi pengusaha dengan membuka perusahaan kecil sampai masuk di HIPMI. Di organisasi tersebut, Bahlil sempat menjabat menjadi wakil bendahara daerah, ketua umum HIPMI provinsi Papua. Kemudian ke Jakarta menjadi pengurus HIPMI dari departemen, ketua, sampai menjadi ketua umum HIPMI periode 2015-2019. Selanjutnya diangkat oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Investasi.
Kehidupan saat Ia menjadi mahasiswa di Universitas Cendrawasih juga Ia ceritakan kepada maba FEB UB. Bahlil mengatakan bahwa kampus tidak menjamin kualitas mahasiswa, karena yang menjamin kualitas mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri. Harus dibuat “kampus” alternatif yang dimaksud alternatif ini adalah organisasi.
“Ketika kita memiliki kemampuan ekonomi, mempunyai leadership, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, maka saya punya keyakinan bahwa negara akan membutuhkan kita di bidang apa saja,” katanya dengan semangat.
Hidup itu seperti roda, kadang di bawah dan kadang di atas. Yang merubah gaya hidup orang adalah orang itu sendiri, jadi harus bekerja keras, jangan cepat puas, jaga karakter dan kejujuran, serta membangun relasi. Kemudian jangan pernah pesimis tentang hidup, apalagi mahasiswa yang dari daerah datang ke kota, harus menghemat, itu adalah hal biasa, jadikan itu sebagai tantangan hidup dan jadikan itu sebagai cobaan yang Tuhan berikan dan sebagai orang yang beriman,harus menghadapi cobaan.
“Ke depan yang akan menguasai negara ini adalah orang-orang yang menguasai ekonomi dan hari ini sudah terjadi, kuasai ekonomi dulu baru maju. Karena itu, mahasiswa baru, sekolah dengan baik, belajar teori sambil berorganisasi, berkawan, gantungkan cita-cita setinggi langit, yakinkan diri kalian bahwa kalian bisa. Jangan malu bagi mahasiswa yang hidupnya terbatas tidak boleh malu dengan hidup temannya yang kaya, karena yang kaya itu orang tuanya bukan dia. Tunjukkan pada teman kalian bahwa kita setara, ketika itu dijadikan sebagai cambuk kehidupan maka yakinlah bahwa kalian akan berguna bagi rakyat bangsa dan negara,” pungkasnya. (Meg)