KANAL24, Malang – Indonesia sebagai negara yang memiliki megabiodiversitas tanaman yang tinggi. Negara ini menyumbang sekitar 20.000 spesies tanaman tingkat tinggi dari diversitas di seluruh dunia. Namun, meski laju penemuan dan deskripsi tanaman lebih kurang 2000 tanaman baru per tahun, tetapi 21 persen atau 1 dari 5 tanaman yang sudah diidentifikasi mengalami kepunahan.
Melihat kondisi ini, upaya konservasi tanaman melalui determinasi tumbuhan untuk mengidentifikasi tanaman menjadi penting dan perlu dikenalkan kepada generasi muda.
Untuk melaksanakan upaya konservasi tersebut, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (FMIPA UB) melakukan pengabdian masyarakat dengan menggelar pelatihan “Teknik Dasar Determinasi Tumbuhan” secara daring, sabtu (21/8/2021). Pelatihan ini diikuti oleh 25 guru biologi SMA/SMK/MA, 2 guru SMP yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur.
Ketua Pengmas, Prof. Estri Laras Arumingtyas mengatakan rangkaian kegiatan pengabdian ini sudah berlangsung sejak tanggal 11 Agustus 2021 kemarin dan akan selesai pada 23 Agustus 2021 mendatang.
“Kami berharap semua peserta enjoy mengikuti semua kegiatan dan mendapatkan manfaat sebanyak mungkin,” ungkapnya.
Sementara itu, pemateri di pelatihan tersebut yakni Dr. Serafinah Indriyani, Ph.D menjelaskan Determinasi adalah penentuan atau pemastian, yang selanjutnya diikuti oleh penggolongan atau klasifikasi spesimen tumbuhan. Adapun tujuan dari determinasi ini adalah untuk mendapatkan nama tumbuhan.
Karakter atau ciri untuk mendeterminasi tumbuhan dapat diamati dari keadaan umum ke khusus. Mulai dari habitus atau kebiasaan tumbuhan tersebut, perakaran, batang, daun, perbungaan seperti bunga, kelopak, mahkota, kemudian lanjut ke buah dan biji.
“Untuk melakukan proses determinasi, pelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut, kemudian membandingkan ciri-ciri tumbuhan dengan tumbuhan lain yang sudah dikenal identitasnya dengan cara ingatan, bantuan orang pendeterminasi, spesimen acuan, pustaka, dan teknologi komputer,” kata Indriyani kepada guru-guru biologi di sekolah menengah.
Kemudian, Rodiyati Azrianingsih, Ph.D Dosen Sistematika Tumbuhan Biologi UB menyampaikan tentang teknik dasar determinasi tumbuhan. Mulai dari langkah praktis identifikasi tumbuhan, dengan memiliki modal pengetahuan awal tentang karakter kunci (spot/diagnostik), mengingatnya, eksplorasi dan pengamatan di lapangan sesering mungkin, mengambil foto-foto, membuat catatan-catatan dokumentasi, pelajari lagi referensi, membagikan informasi melalui mengajarkan, berdiskusi, berkomunitas.
Selain itu, pengguaan aplikasi pl@ntnet juga dapat digunakan untuk identifikasi tumbuhan.
Adapun prinsip membuat kunci identifikasi tumbuhan adalah kunci identifikasi bersifat dikotomous, menggarpu dua, karakter yang digunakan harus dapat dibedakan dengan tepat, gunakan ukuran (size) yang dapat diukur (measured), jangan menggunakan istilah “besar, kecil, sedikit, banyak”.
Selanjutnya, karakter yang digunakan untuk membedakan bersifat konstan, tidak berubah-ubah dalam variasinya, karakter yang dipilih bersifat mudah dan memungkinkan untuk diamati secara praktis, kuplet (couplets) harus dimulai dengan kata benda yang diikuti oleh kata sifat, kedua subyek kuplet yang dibandingkan menggunakan kata/istilah bahasa yang sama, kedua sifat kuplet bersifat paralel dan seimbang.
“Bila bentuk daun digunakan sebagai karakter pembanding, maka ciri yang pertama pada suatu kuplet berupa sifat tertentu, kemudian pasangan kupletnya berisi sifat yang belawanan. Sedapat mungkin jangan menggunakan kalimat negatif bila ada ciri yang dapat didefinisikan. Gunakan kata positif saja, contohnya bentuk ujung daun runcing, bentuk ujung daun meruncing, lebih baik digunakan daripada bentuk ujung daun tidak runcing,” jelasnya.
Pada pelatihan ini, terpilih 3 peserta terbaik, yakni Arif Kurniawan dari SMA Negeri 8 Yogyakarta , Dewi Zulaikah dari MA Nurul Huda dan Inama dari SMK Kehutanan Negeri Kadipaten. (meg)