Bagaimana jadinya ya menanam padi tapi di kolam ikan? Seandainya ada, apa ikannya tidak keracunan dengan pupuk kimia yang digunakan. Jawabannya bisa ditemukan di Sleman, tepatnya di Dusun Cibluk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Mereka menyebutnya dengan Minapadi, ya nanam padi ya budidaya ikan. Dari tahun 2015, ini adalah program kerja sama antara Badan Pangan Pertanian PBB (FAO) dengan pemerintah Indonesia. Suksesnya minapadi di Sleman ini jadi percontohan bagi negara-negara lain untuk belajar mempraktikkan minapadi ini di negaranya.
Uniknya Minapadi ini dalam satu waktu kita bisa memanen dua sekaligus, ikan dan padi. Bukan hanya itu, terbukti bahwa para petani di sana mengatakan bahwa dengan sistem minapadi ini hasil panennya meningkat dari 6,5 juta ton/ha menjadi 9,3 juta ton/ha tentu dengan kualitas padi yang lebih baik (republika). Sedangkan penjualan ikannya bisa mencapai Rp 42 juta per hektar dalam satu musim. Menarik bukan?
Bibit padi pada awalnya ditanam terlebih dahulu, setelah 15 hari sampai akar itu menancap dan tumbuh anakan baru ikannya dimasukkan ke sawah. Dengan air yang menggenang ini nggak ada masalah sama padinya, masiih bisa tumbuh subur. Bahkan cara seperti ini dapat menekan penggunaan pestisida dan bahan kimia meskipun tidak bisa lepas sepenuhnya. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan nila dan bawal.
Sleman sudah terkenal dengan agrowisata Minapadinya. Masyarakat sangat mendukung hadirnya agrowisata ini yang tentu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Sektor pertanian meningkat, pangan pun aman. Kebutuhan pangan tercukupi dan harapannya petani lebih sejahtera.
Dari Jualan Sayur Organik, Kecipir.com Mendulang Laba
Lo lha terus gimana ya kalau ikannya nanti dicuri sama orang? Apalagi sawahnya terbuka, akses bisa darimana saja. Bisa saja ikan-ikan itu dicuri sama musang berkepala hitam. Pencegahannya dapat kita pelajari dari Pak Timbul, seorang petani minapadi di Sleman juga yang optimis dengan sistem minapadi ini. Katanya begini, “Menanam padi jalannya mundur, dengan minapadi mudah-mudahan bisa makmur”. Hal ini disampaikan beliau dalam channel CapCapung yang berkunjung pada 2018 lalu di area persawahan yang ia miliki. Bisa kita lihat bahwa tanaman padi itu dikelilingi oleh kolam ikan di sekitarnya. Dengan air yang menggenang dan ikan-ikan berenang di dalamnya, tentu sangat mudah dalam pemanenannya. Untuk mengurangi pencurian itu Pak Timbul mempercayai anggota kelompok tani yang ada di daerahnya untuk sama-sama menjaga. Selain itu, hasil panennya ikan pun dibagikan kepada sesama, agar sama-sama merasakan dan meminimalisir para pencuri. Senang bukan hidup di desa itu, kekeluargaan yang begitu terasa.
Bagaimana? Masih belum tertarik untuk mempelajari pertanian di Indonesia? Ternyata petani kita ini sangat kreatif dan inovatif kan. Lalu bagaimana kemudian pertanian masa depan ini akan terus berkembang? Kita lihat saja ke depan. Semoga saja di balik perjalanan itu, ada salah satunya petani muda yang bangga dengan pertanian Indonesia. Semoga saja.(sdk)
Penulis: Martina Mulia Dewi, mahasiswa agribisnis FP UB