KANAL24, Jakarta – PT PP Properti Tbk (PPRO) mengaku, saat ini sudah ada empat tawaran dari pemilik lahan di Kalimantan Timur, di sekitar Kabupaten Penajam Paser Utara yang menawarkan kerjasama di bidang properti dengan potensi lahan pengembangan yang mencapai 500 hektar.
“Sudah selama empat bulan kami mengkaji opportunity terkait rencana pemindahan ibukota (Indonesia) ke Kalimantan Timur. Presiden (Joko Widodo) baru saja menentukan lokasinya, sehingga kajian kami akan lebih fokus,” kata Direktur Utama PPROdi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (26/8).
Namun demikian, jelas Taufik, PPRO belum bisa secara terbuka mempublikasikan empat pihak yang akan bekerja sama pengembangan properti tersebut. “Namun, potensi luas lahan yang akan dikerjasamakan sekitar 500 herktar,” ujar Taufik.
Taufik menambahkan, rencana pemindahan Ibukota Indonesia ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur diyakini akan mendorong kinerja keuangan PPRO
“Di Balikpapan, kami memiliki hotel dan mall, sehingga, kinerja kami ke depannya akan lebih maju lagi” katanya.
Sementara itu, lanjut dia, pada tahun ini perseroan optimistis mampu meraih target marketing sales sebesar Rp3,7 triliun, meskipun per Juli 2019 nilainya masih tercatat Rp950 miliar. “Kami tetap optimistis marketing sales bisa bertumbuh di atas perolehan tahun sebelumnya,” tegas Taufik.
Taufik mengungkapkan, pada Semester II-2019 cukup banyak sentimen positif yang bakal mengerek kinerja perseroan. Ia menilai, rampungnya pemilihan presiden telah menciptakan situasi kondusif di sektor properti, insentif pajak terkait properti dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7day Reverse Repo Rate) menjadi 5,5 persen.
“Setelah pelaksanaan pilpres, investor asing banyak yang kembali menghubungi kami. Sebelumnya mereka hold saat sebelum dan selama pilpres. Mereka tertarik ke Indonesia, karena return di Indonesia lebih baik,” papar Taufik.
Menurutnya, komitmen para investor asing tersebut sudah dituangkan dalam bentuk Non Disclosure Agreement (NDA), Memorandum of Understanding (MoU), bahkan sudah ada yang sampai pada tahap negosiasi. “Para investor itu sudah melakukan klarifikasi sejak awal tahun dan sempat menunda eksekusi, karena pilpres yang baru saja berakhir,” tuturnya.
Oleh karena itu, Taufik meyakini target marketing sales 2019 PPRO sebesar Rp3,7 triliun akan tercapai. Apalagi investor asing dan domestik yang telah berkomitmen sedang memastikan investasinya bisa terealisasi dalam Semester II-2019.
PPRO menargetkan pendapatan senilai Rp2,5 triliun dan laba bersih Rp476 miliar.
“Proyek yang dibidik para investor itu; Apartemen Grand Shamaya Tower 3, Apertemen Grand Sungkono Tower 5, Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Kamala Kandara, Apartemen Mazohoci Depok Tower MA,” kata Taufik. (sdk)