Seringkali kita terjebak dalam stigma lama, dunia pertanian yang tidak asik. Main hanya ke sawah, dengan lumpur dan cangkul yang dipikul. Hidup susah, dan prospek penghasilan yang kurang menjanjikan. Itu semua, salah! Tidak sepenuhnya salah,tetapi mari kita buktikan bahwa petani bisa berbuat lebih dari ini.
Siapakah petani berdasi ini? Ya, salah satunya adalah Agradaya. Agradaya merupakan salah satu Social entreprise Agriculture atau sebuah organisasi kewirausahaan sosial yang bergerak di bidang pertanian. Letaknya di Yogyakarta, tepatnya di Planden, RT 3, RW 14, Sendag Rejo, Minggir, Kedung Prahu, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Agradaya melakukan optimalisasi hasil produksi pertanian, utamanya adalah rempah-rempah. Kegiatan yang dilakukan selain membangun pertanian yang berkelanjutan, juga bermitra dengan keluarga petani rempah di wilayah tersebut, baik pada kegiatan onfarmi atau di lapangan, dan juga kegiatan off farm terkait pembuatan produk jadinya. Dalam website resminya, Agradaya telah berhasil bermitra dengan 317 petani, 50 hektar lahan yang terkelola, dan sudah meluas di 6 desa di 2 provinsi.
Pendiri Agradaya, Andhika Mahardika dan Asri Saraswati, awalnya memiliki pemikiran yang sama dalam menyelesaikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Keduanya memang bukan berasal dari pendidikan pertanian. Andhika merupakan lulusan Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Mesin dan Asri adalah lulusan University Technology Malaysia jurusan Chemical Egineering Bioprocess. Keresahan Andhika terhadap pertanian, yang mengantarnya untuk bertemu dengan Iskandar, pendiri IBEKA, dan sekaligus orangtua Asri, keduanya bertemu di Desa Minggir yang merupakan kawasan pertanian, maka dari sinilah perjalanan Agradaya dimulai.
Dengan mitra petani setempat, Agradaya mencoba untuk menerapkan pertanian berkelanjutan kepada petani yang menghasilkan tanaman rempah biofarmaka dan kemudian diolah menjadi bahan makanan, minuman, dan bubuk ekstrak. Agradaya mencoba untuk mengangkat kembali rempah sebagai kekayaan Indonesia yang patut kita banggakan. Proses Branstorming ini memang melibatkan berbagai pihak agar masyarakat Indonesia pun dapat merasakannya.
Pada tahun 2018, dilansir dari laman berita CNN Indonesia, Agradaya menjadi salah satu juara Wirausaha Muda Mandiri yang bergerak di bidang usaha sosial. Harapannya semakin lama nantinya social entreprise ini dapat melebarkan sayapnya untuk berbagi kebermanfaatan bersama dengan petani-petani sekitar. Hingga daerah-daerah lainnya pun akan merasakan dampak sosial yang dihasilkan dari kegiatan Agradaya. Pertanian Indonesia ini sangat kaya. Kekayaan rempah dan sumber daya lainnya yang melimpah tentu menjadi asset yang sangat berharga yang patut kita jaga.
Terlebih jika hal ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang selama ini kita tahu realita di lapangan. Petani kecil yang paling menguras keringat, tapi jika kita lihat hasilnya cukup membuat kita tercekat. Tidak sebanding dengan usaha yang dikorbankan. Maka di sinilah seharusnya peran itu dimunculkan. Harus muncul petani-petani berdasi lainnya. Yang bisa merubah wajah Indonesia, terutama di desa-desa, menebarkan kebermanfaatan dan kebahagiaan. Petani berdasi, anda kah salah satunya?
Penulis: Martina Mulia Dewi
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya