KANAL24, Malang – Pesona acting Aldibaran dan Andin dalam sinetron Ikatan Cinta berhasil memecahkan rekor rating dan berada di pucuk daftar rating semua program TV.
Sinetron tersebut meraih TVR 14,6 dan share 51,4 persen. Pada 7 Maret episode 192, sinetron Ikatan Cinta mencatatkan 136 iklan dalam 4 segmen di luar sinetronnya, dan 17 iklan di dalam sinetron Ikatan Cinta.
CEO sekaligus Pemilik MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan rating stasiun televisi RCTI saja sudah menjadi yang tertinggi diantara kompetitor yang ada. Dengan demikian, sebagai pemimpin pasar, dia pun berstrategi agar stasiun televisi di dalam grupnya dapat turut bertumbuh.
” RCTI saja sudah luar biasa, 30 persen share-nya sendiri di TV, jadi RCTI saja dibandingkan dengan 5 kompetitor terbesar sudah baik, karena Ikatan Cinta, Amanah Wali 4, dan berbagai program spesial lainnya sudah sangat baik,” jelasnya.
dari laman Bisnis disebutkan banyaknya peminat pengiklan di RCTI tersebut, dimanfaatkannya dengan skema bundling, setiap pengiklan yang menginginkan spot di RCTI harus memesan spot secara paket bersama dengan iklan di stasiun TV milik grupnya pula seperti GTV, Inews TV, ataupun MNC TV.
Dengan begitu, pendapatan secara grup menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, Hary juga tidak ingin hanya mengandalkan pendapatan dari stasiun televisi saja. Dia menargetkan kontribusi pendapatan grup MNCN dalam 4 tahun dapat menjadi 50 persen dari televisi dan 50 persen dari digital dan konten. Dengan menjadikan pendapatan perseroan 50 persen dari televisi dan 50 persen dari digital dan konten, perseroan akan menjadi lebih sehat.
Pendapatan dari TV tidak menjadi yang utama dan menjadi lebih seimbang. Dia menyebut peningkatan pendapatan dari sisi digital didorong dari peningkatan pengguna dari superapps RCTI +.
Jika dirinci pendapatan dari digital berasal dari RCTI + sebesar 40 persen, media sosial 35 persen, dan berkisar 20 persen dari kerja sama dan jasa lainnya. RCTI juga menargetkan percepatan pembayaran utang perusahaan dalam kurs dollar AS. Selain itu, perseroan juga memastikan tetap bagi-bagi dividen.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 September 2020, MNCN membukukan pendapatan sebesar Rp5,96 triliun, setelah dikurangi eliminasi pendapatan Rp,1,13 triliun. Realisasi tersebut turun 4,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan pendapatan sebesar Rp6,27 triliun setelah dikurangi eliminasi pendapatan Rp726 miliar.
Adapun kontributor terbesar pemasukan perseroan yakni pendapatan iklan turun 8,48 persen year on year, dari Rp6,03 triliun menjadi Rp5,52 triliun.
Secara rincian, penurunan tersebut disebabkan oleh menyusutnya pendapatan iklan non digital sebesar 12,38 persen menjadi Rp4,84 triliun, sedangkan pendapatan iklan digital tumbuh pesat 34,46 persen menjadi Rp675 miliar. Kemudian pos pendapatan lainnya yakni pendapatan konten juga menyusut 15,56 persen secara tahunan, dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,09 triliun.
Begitu pula pendapatan lainnya turun 9,88 persen menjadi Rp73 miliar. Akibat penurunan pendapatan, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas pemilik perseroan juga menurun 17,54 persen, menjadi Rp1,37 triliun dari laba periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp1,66 triliun.(sdk)