KANAL24, Malang – Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi Ditjen Pendidikan Vokasi Dr. Beny Bandanadjaya., ST. MT mengatakan bahwa dalam Pendidikan Vokasi kemampuan soft skill tidak ada dalam materi kuliah namun dapat ditemukan ketika terlibat dalam memecahkan masalah.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Benny Bandanadjaya pada saat memberikan materi PKK Maba Vokasi UB tahun 2021/2022, Sabtu (21/8/2021).
“Pendidikan Vokasi mengenal hard skill dan soft skill, namun soft skill tidak akan ditemukan di ruang kuliah. Soft skill akan muncul ketika anda semua terlibat dalam pemecahan sebuah masalah,” kata Benny.
Soft skill menurut Beny adalah kemampuan seseorang diluar kemampuan teknis dan akademis yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal seseorang. Wujud dari soft skill ini adalah watak atau karakter yang telah terbentuk berdasarkan pengetahuan pribadi orang itu sendiri.
Untuk itu, lanjut Beny Pendidikan vokasi telah diprogramkan dengan pemberian materi sebanyak 40 persen dan 60 persen berupa praktek. Mahasiswa vokasi harus lebih banyak terlibat dalam praktek langsung bersama dunia kerja dan industri untuk ikut memecahkan masalah melalui kreatifitas dan inovasi yang dimiliki.
Pendidikan vokasi harus mampu memacu mahasiswa untuk aktif dalam pencarian soft skill yang dimilikinya dengan kerja bersama dalam sebuah tim melalui praktek langsung dengan berbagai sarana yang ada di kampus maupun diluar kampusnya.
“Bentuk langsung dari praktek dapat berupa aktifitas di laboratorium, bengkel, dunia kerja, projek bersama dan lainnya,” imbuh Beny.
Beny mengajak para mahasiswa khususnya vokasi UB untuk menjadi mahasiswa yang aktif untuk mencari kemampuan soft skill yang dimilikinya dengan memanfaatkan berbagai program yang telah disiapkan oleh pemerintah seperti Merdeka Belajar Kemdikbudristek dan juga program dari Vokasi itu sendiri.
Dengan memiliki kemampuan soft skill yang memadai maka mahasiswa Vokasi akan tampil sebagai tenaga terampil yang siap mengisi dunia kerja dan industri tanpa harus mendapatkan pelatihan lagi.
“Lulusan Vokasi pada ahirnya adalah tenaga terampil yang siap pakai sehingga dunia kerja tidak memberikan lagi pelatihan yang terlalu banyak kepada mereka,” pungkas Beny.(sdk)