KANAL24, MALANG – Kegiatan di rumah saja yang digaungkan untuk memutus penyebaran Covid-19 saat ini otomatis mengurangi aktivitas manusia di luar rumah, sehingga juga akan mengurangi penggunaan kendaraan berat, seperti pesawat terbang, kendaraan darat yang bertonase besar atau kecil. Hal ini berpengaruh terhadap frekuensi adanya gelombang seismik, akibat kendaraan yang menjadi salah satu penyebab bencana longsor. Demikian pernyataan dari pakar Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Prof. Adi Susilo.
Gelombang seismik ini adalah gelombang yang merambat pada bagian dalam bumi dan permukaan bumi.
“Gelombang seismik dalam frekuensi tertentu memicu terjadinya longsor, seperti yang pernah terjadi di provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu, gelombang ini diakibatkan dari getaran kendaraan yang lewat,” kata Adi, rabu (22/4/2020).
Lanjutnya, berkurangnya aktifitas manusia di luar menjadi momen bumi berisitirahat, sekaligus mengurangi proses yang ada di kulit bumi, dan berpengaruh terhadap infrastruktur bangunan. Berkurangnya aktivitas manusia, juga akan mengurangi gangguaan pada infrastruktur buatan manusia, seperti jembatan dan bangunan.
Bila frekuensi getaran sama dengan dengan frekuensi bangunan, maka akan menimbulkan resonansi bangunan sehingga bisa menyebabkan kerusakan, seperti retak. Getaran ini dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan yang lewat.
Daerah-daerah pesisir utara sangat kuat sekali dilewati getaran-getaran seismik. Contohnya Surabaya yang berasal dari endapan non vulkanik, seperti lempung dan lumpur. Sebuah getaran ketika melewati lempung bisa kuat tapi kalau lewat pasir bisa diredam. Semakin kuat getarannya maka pengeruh terhadap kerusakan bangunan akan semakin besar.
Guru besar Geofisika Brawijaya itu mengaku khawatir ketika masa pandemi ini berakhir. “Sekarang bumi relatif istirahat dari dilewatinya getaran seisimik dan bencana alam lain Yang juga berkurang, itu hikmahnya. Saya justru khawatir setelah Ramadhan dan pandemi berakhir, mobilitas serta kebutuhan banyak maka kondisi alam akan menjadi lebih buruk lagi,” pungkasnya.(meg)