Aliran sungai kumuh di daerah Giwangan Yogyakarta disulap oleh para pemuda-pemudi setempat menjadi sebuah objek wisata. Obyek wisata tersebut bernama Bendhung Lepen. Wisata ini terletak di Kampung Mrican, Giwangan, Kota Yogyakarta. Bendhung Lepen merupakan pinggiran kali Gajah Wong.
Aliran yang dulunya kumuh diubah menjadi aliran air sungai yang bersih. Tak hanya bersih, aliran sungai ini juga dipenuhi dengan Ikan Nila. Kegiatan gotong royong yang dilakukan para pemuda-pemudi berawal dari sungai yang panjangnya 50 meter hingga saat ini sudah semakin luas menjadi sekitar 100 meter.
Aliran sungai yang kini menjadi bersih merupakan keinginan warga setempat. Berawal dari keresahan warga akan aroma kurang enak yang berasal dari sungai. Hal tersebut diberikan solusi oleh para pemuda-pemudi di Kampung Mrican. Mereka sepakat untuk gotong royong membersihkan sungai. Kegiatan dimulai sejak bulan Februari 2019. Pada bulan April 2019 dimulai penebaran benih ikan sebanyak 124 kg. “Dulu kita niatnya hanya bersih-bersih kampung saja tapi kok malah semakin hari banyak yang tertarik untuk berkunjung kesini” ungkap Cung, pemuda yang turut membantu pengelolaan Bendhung Lepen. Kegiatan yang dilakukan warga dalam membersihkan aliran sungai ini antara lain dengan memberikan sekat penyaring sampah dan pengangkatan lumpur sehingga aliran air yang berada di Bendhung Lepen tidak tercemari oleh sampah dan lumpur.
Di masa Pandemi Covid-19, Bendhung Lepen tidak hanya menjawab keresahaan warga akan aroma sungai yang sebelumnya kurang sedap, tetapi juga meningkatkan perekonomian warga setempat. Selain digemari oleh para wisatawan, Bendhung Lepen juga dijadikan alternatif mata pencaharian warga setempat di masa Pandemi Covid-19 ini. Beberapa warga setempat tidak dapat melanjutkan pekerjaannya karena keterbatasan akses dan peraturan pemerintah. Hal tersebut membuat mereka kehilangan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya Bendhung Lepen yang semakin hari semakin ramai ini, warga merasa terbantu. Warga setempat menjadikan Bendhung Lepen sebagai lapangan pekerjaan alternatif. untuk mendapatkan penghasilan. Warga memanfaatkannya dengan membuka angkringan, warung kaki lima, menjual pakan ikan, menjual gorengan dan berbagai macam makanan ringan. Pengunjung dapat memberi makan ikan secara langsung sambil menikmati suasana di pinggir sungai. Pembelian pakan ikan hanya dibandrol harga Rp 2000 saja. Hal ini banyak digemari oleh anak-anak, mereka bisa sekaligus berinteraksi langsung dengan ikan disana, “Saya merasa terbantu dengan adanya Bendhung Lepen, menambah penghasilan apalagi di masa Pandemi Covid-19 seperti ini” tutur salah satu warga yang berjualan disana.
Penulis : Nadya Vashti Alvita Mahasiswa Agribisnis FP UB