KANAL24, Jakarta – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 di kisaran 5 – 5,5 persen. Kemudian untuk tingkat inflasi dipatok di level 3 persen. Sementara untuk nilai tukar rupiah diharapkanRp14.350 per USD dan sukubunga Surat Utang Negara 10 tahun diperkirakan di sekitar 6,82 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah juga mematok hargaminyak mentah Indonesia (ICP) tahun depan di level USD63per barel. Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 703.000 barel dan 1.036.000 barel setara minyak per hari. Target makro tahun 2022 akan diupayakan dengan keras agar bisa tercapai dengan berbagai strategi dan kekuatan yang dimiliki pemerintah.
Defisit Neraca Transaksi Berjalan tahun 2002 diharapkan dapat ditekan menjadi 4,85 persen dari PDB, dari 5,7 persenestimasi tahun ini. Tahun 2022 akan menjadi tahun terakhir, bagi pemerintah untuk membukukan defisit di atas 3persen.
“Kita akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yaitu 5,5 persen. Namun kita harus tetap waspada, karena perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis,” ucap Jokowi dalam pidato kenegaraannya, Senin (16/8/2021).
Demi mencapai target itu, pemerintah akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan Pandemi Covid-19. Diharapkan semua pihak bisa ikut terlibat sehingga pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga dan diperkuat.
Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan rancangan anggaran belanja dan pendapatan nasional (RAPBN) tahun 2022 sebesar Rp2.708,7 triliun. RAPBN ini meliputi, belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.938,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp770,4triliun. Sedangkan untuk anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp255,3 triliun atau 9,4 persen dari belanja negara.
“Anggaran tersebut akan diarahkan untuk melanjutkan penanganan pandemi, reformasi sistem kesehatan, percepatan penurunan stunting , serta kesinambungan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),” papar Jookowi. (sdk)