KANAL24, Jakarta – Pemerintah dan Bank Indonesia akan menjaga level inflasi komponen bergejolak (volatile food) di kisaran plus minus 4%, sebagai salah satu langkah untuk mencapai target inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 3% plus minus 1%.
Hal tersebut disepakati bank sentral dan pemerintah melalui rapat koordinasi antar pimpinan kementerian dan lembaga yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat ( TPIP ), Kamis (13/2/2020) di Jakarta.
Dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis, Bank Indonesia menyatakan telah menyepakati 3 langkah strategis pengendalian inflasi, yang salah satunya adalah menjaga level inflasi komponen bergejolak (volatile food) di kisaran plus minus 4%.
Untuk menjaga kisaran inflasi volatile food itu, menurut BI, pihaknya dan pemerintah akan memperkuat empat pilar strategi yang mencakup Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif (4K), sejalan dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2019-2021. Implementasi strategi difokuskan untuk menurunkan disparitas harga antar waktu dan antar wilayah.
“Lalu, akan dijaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional ( HBKN ), serta memperkuat kelembagaan pertanian, disertai peningkatan kapasitas, pembiayaan, dan pengembangan ekosistem pertanian digital, termasuk sinkronisasi program dan data,” papar BI.
Lalu, menurut BI, langkah strategis kedua adalah memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi masyarakat; dan ketiga, memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi.
“Sinergi kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia dapat menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2019 tetap rendah terkendali pada level 2,72% dan berada dalam kisaran sasaran 3,51%. Pencapaian ini merupakan terendah selama dua dekade terakhir dan melanjutkan tren terjaganya realisasi inflasi pada kisaran sasaran selama lima tahun terakhir”.(sdk)