KANAL24, Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan konsep jaringan pelabuhan terintegrasi (Integrated Port Network/IPN) demi mewujudkan pelayaran langsung tanpa transit (direct call), agar biaya logistik bisa dipangkas hingga Rp765 triliun dalam lima tahun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, konsep IPN tersebut diharapkan sudah bisa diberlakukan pada 2020 mendatang.
“Artinya kami bisa hemat 35 persen hingga 45 persen dari ongkos logistik saat ini,” ujar Luhut di Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Luhut mengatakan selama ini memang sudah ada pelayaran direct call dari Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Salah satu kapal yang melayani pelayaran direct call tersebut adalah kapal CMA CGM Tage berkapasitas 10 ribu TEUs. Namun sayangnya, sebagian besar kapal Indonesia masih melakukan transit di Singapura
Tercatat, dari kapasitas petikemas sebesar 32 juta TEUs, sebanyak 17 juta TEUs atau 53,12 persen dari kapasitas tersebut masih transit di Singapura.
“Jadi kami sampai pada kesimpulan bahwa kami memerlukan hub sendiri,” tuturnya.
Luhut menyebut, seharusnya sudah ada beberapa pelabuhan yang disiapkan sebagai hub pelayaran direct call. Di antaranya adalah Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Tanjung Priok, hingga Pelabuhan Tanjung Perak. Meski demikian, masih ada sejumlah masalah yang harus dilakukan, salah satunya adalah penolakan di beberapa daerah.
“Ini harus diselesaikan, karena ongkos logistik bisa menghambat daya saing ekspor. Terlebih, sebagian besar importir mengeluhkan ongkos logistik tertinggi di Asia Tenggara,” pungkasnya. (sdk).