KANAL24, Malang – Pengecekan saturasi oksigen bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri, penting untuk dilakukan secara rutin. Saturasi oksigen normal yakni antara 95 sampai 100 persen. Jika saturasi oksigen berada di bawah 94 persen, maka dikatakan menurun. Belakangan, teknik proning juga banyak dibahas tentang efektivitasnya membantu meningkatkan saturasi oksigen bagi pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Teknik tersebut membutuhkan sedikit atau tanpa peralatan. Lantas seperti apa cara melakukan teknik proning ?
Melansir dari halodoc.com, Teknik proning dilakukan dengan berbaring tengkurap. Ini adalah posisi yang diterima secara medis untuk meningkatkan saturasi oksigen. Teknik ini bermanfaat pada pasien Covid-19 dengan atau tanpa pemakaian ventilator. Jika kadar oksigen pasien turun di bawah 94 persen, pasien bisa berbaring tengkurap. Posisi ini meningkatkan ventilasi dan memungkinkan pernapasan yang nyaman.
Bagaimana cara melakukan teknik proning saat isolasi mandiri di rumah? Untuk tengkurap, pasien membutuhkan lima bantal dan permukaan datar untuk berbaring. Satu bantal di letakkan di bawah leher, satu atau dua bantal diletakkan di bawah dada hingga paha atas dan dua bantal di bawah tulang kering. Pastikan untuk mengubah posisi berbaring setiap 30 menit dari posisi tengkurap menjadi berbaring di setiap sisi dan kemudian duduk sebelum kembali ke posisi pertama (berbaring tengkurap).
Teknik proning ini penting karena dapat meningkatkan ventilasi, menjaga unit alveolar tetap terbuka dan bernapas dengan mudah. Teknik ini hanya diperlukan jika pasien merasa kesulitan bernapas dan kadar oksigen di bawah 94 persen.
Teknik Proning ini hanya digunakan sebagai bantuan sementara. Tidak semua pasien Covid-19 dan dirawat di rumah membutuhkan bantuan teknik proning. Namun, bagi pasien yang mungkin menghadapi kekurangan oksigen atau menunggu bantuan medis, teknik proning bisa membantu.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan teknik proning, pertama hindari tengkurap selama satu jam setelah makan, lakukan teknik ini sesuai kemampuan dan kenyamanan tubuh. Ada pula beberapa orang yang harus menghindari melakukan teknik ini, mereka adalah ibu hamil, orang dengan penyakit jantung, orang dengan masalah fraktur tulang belakang, tulang paha, atau panggul yang tidak stabil. (Meg)