KANAL24, Jakarta – Penggunaan uang elektronik untuk transaksi sehari-hari terus tumbuh. Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi uang elektronik pada Mei 2021 mencapai Rp23,7 triliun,meningkat 57,38 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan volume transaksi digital banking juga terus tumbuh. Pada Mei 2021 meningkat 56,49 persen (yoy) mencapai 601,2 juta transaksi dengan nilai transaksi digital banking mencapai Rp3.117,4 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit pada Mei 2021 juga tumbuh 21,03 persen (yoy) dengan total Rp689,7 triliun.
“Pertumbuhan transaksi ini seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idulfitri 1442 H,” ujar Perry dalam keterangan pers secara virtual, Kamis (17/6/2021).
Perry menegaskan, BI berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam rangka mendukung pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Strategi yang dilakukan diantaranya dengan mengakselerasi peningkatan transaksi dan perluasan merchant QRIS.
“Sosialisasi dan edukasi QRIS terus diperkuat dan diperluas baik dari sisi supply maupun demand. Bank Indonesia juga terus bersinergi dengan Pemerintah guna memperluas elektronifikasi penyaluran bantuan sosial dan transaksi keuangan pemerintah daerah,” ujarnya.
Peredaran uang tunai atau uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Mei 2021 mencapai Rp851,3 triliun meningkat 6,6 persen (yoy) sejalan dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal pada periode Hari Raya Idulfitri 1442 H.
“Dalam rangka menjaga ketersediaan dan kualitas uang rupiah serta memberikan layanan kas prima di seluruh wilayah Indonesia, BI mendorong efisiensi di dalam distribusi pengedaran uang di daerah 3T, termasuk melalui penguatan kelembagaan kas titipan,” ungkapnya.(sdk)