KANAL24, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan pendapatan negara dari pajak dan non pajak serta hingga akhir April 2021 sebesar Rp585 triliun. Jumlah ini tumbuh 6,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau setara 33,5 persen dari target APBN 2021.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjabarkan pendapatan negera itu terdiri dari pajak sebesar Rp374,9 triliun atau 30,5 persen target APBN 2021, tumbuh negatif 0,5 persen (yoy). Kemudian dari bea cukai sebesar Rp78,7 triliun atau 36,6 persen target APBN 2021, dan tumbuh 36,5 persen (yoy). Selanjutnya adalah dari PNBP mencapai Rp131,3 triliun atau 44 persen target APBN 2021. Sementara sisanya adalah dana hibah.
“Pendapatan negara dari pajak meski masih terkontraksi, pertumbuhan kumulatif sampai dengan April 2021 lebih baik dibandingkan Januari-Maret. Ini didorong oleh pertumbuhan positif pada bulan April baik secara neto maupun bruto seiring dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Badan,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Selasa (25/5/2021).
Terkait dengan bea dan cukai, penerimaan bea masuk terealisasi sebesar Rp11,49 triliun, meningkat 0,13 persen (yoy) seiring tren impor nasional yang terus meningkat. Sedangkan bea keluar (BK) mencapai Rp7,18 triliun, tumbuh signifikan 658,9 persen (yoy) didorong penerimaan BK tembaga dan produk kelapa sawit.
Sementara itu, penerimaan cukai terealisasi sebesar Rp60,05 triliun atau tumbuh 32,8 persen (yoy), didorong penerimaan cukai hasil tembakau yang tumbuh 34,4 persen (yoy) dipengaruhi oleh limpahan pelunasan kredit pita cukai dari akhir tahun 2020 yang jatuh tempo di awal tahun 2021.
Untuk PNBP, Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan PNBP SDA nonmigas hingga April 2021 sebesar 37,3 persen (yoy) akibat kenaikan harga batubara, emas, perak, tembaga, timah, dan nikel, serta dukungan kenaikan sektor kehutanan meliputi kenaikan produksi kayu, penggunaan areal kawasan hutan, dan pembayaran piutang PNBP PKH. Untuk pertumbuhan PNBP Lainnya sebesar 68,2 persen (yoy) akibat kenaikan penjualan hasil tambang batubara.
“Untuk pertumbuhan pendapatan BLU sebesar 84,2 persen (yoy) akibat peningkatan pendapatan dana perkebunan kelapa sawit dan layanan pendidikan dibandingkan tahun lalu,” pungkasnya.(sdk)