KANAL24, Malang – Salah satu kelemahan manusia adalah cepat lupa. Al-quran diturunkan sekitar 15 abad yang lalu, dan dalam prosesnya umat islam berada dalam zona yang nyaman itu kerap kali menjadi lupa. Lupa tentang Al-quran karena sudah menjadi rutinitas, sesuatu yang berlalu secara rutin itu menjadi biasa-biasa saja. Maka memang ada masa manusia perlu diingatkan, inilah urgensi peringatan Nuzulul Quran ini. Peringatan ini memperbaharui ingatan kita tentang kebesaran dan kenikmatan Al- Quran.
Disampaikan oleh Ustad Dr. Muhammad Shamsi Ali, Lc., M.A pda peringatan Nuzulul Quran, senin (3/5/2021) sore yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) secara daring.
Presiden Nusantara Foundation yang bertempat di New York, Amerika Serikat itu menerangkan bahwa Al-Quran ini suci, sempurna, indah, kekuatan, kedahsyatan yang tidak punya kekurangsempurnaan maupun keraguan.
“Definisi Al-Quran berdasarkan para Ulumul Quran, yaitu Kalamullah, Al Mujiz, Al Munajat Ala Muhammad, Mutawatir,”terangnya.
Lanjut, ada 4 penekanan disitu yang pertama adalah Kalamullah. Ini untuk menolak segala asumsi khususnya dari dunia barat bahwa Al-Quran itu kalamnya Nabi Muhammad, maka perlu ditegaskan bahwa Al-Quran itu kalamnya Allah dan karena Kalamullah maka Al-Quran bersifat suci sejajar dengan yang mengucapkannya yaitu Allah SWT. Imam Syafi’i mengatakan kalau membaca Al-Quran wajib berwudhu karena kita bersentuhan dengan kesucian. Kalamullah ini penting untuk dikuatkan kembali sehingga kita mampu menolak asumsi-asumsi yang mengatakan bahwa Al-Quran ini adalah ciptaan Nabi Muhammad.
Kedua adalah Al Mujiz. Al-Quran ini memang sesuatu yang luar biasa dan itu akan semakin terasa ketika manusia sudah berada di tengah-tengah kehidupan yang mayoritas non muslim. Al -Quran ini menjadi obat hati, obat jiwa, dan obat mental.
Al-Quran memberikan ketenangan kepada manusia dan memberikan orientasi hidup yang jelas.
Ketiga adalah Al Munajat Ala Muhammad atau diturunkan kepada Muhammad. Ini untuk menolak asumsi yang mengatakan bahwa masih ada beberapa ayat yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad SAW. Al-Quran sepenuhnya turun kepada Nabi Muhammad. Rasullullah SAW menerima wahyu terakhir dan ini adalah penutup dari seluruh wahyu. Maka Al-Quran ini diturunkan kepada Rasullulah dan tidak pernah serta tidak lagi diturunkan kepada siapapun.
Terakhir, adalah Mutawatir. Bahwa Al-Quran ini membacanya adalah bentuk ibadah ritual umat islam.
“Satu huruf memiliki sepuluh pahala apalagi di bulan ramadhan ini memang dilipat gandakan pahalanya. Terutama di sepuluh malam terakhir, mari kita memperbanyak membaca Al-Quran,” jelas Imam of Jamaica Muslim Center tersebut.
Ustad Shamsi Ali mengingatkan agar sebagai umat islam jangan pernah merasa menjadi yang paling baik dalam mencari pahala. Di dalam mengamalkan islam ada dua kemungkinan yang terjadi, ada orang yang terjatuh dalam perangkap setan, merasa hebat dalam beribadah ini bisa berbahaya, maka tidak perlu merasa lebih baik dalam ibadah.
“Yang terbaik adalah rendah hati, tawadu’ mengikuti jejak Nabi Ibrahim A.S. Ketika Nabi Ibrahim A.S diperintah meninggikan pondasi ka’bah bersama Nabi Ismail A.S, beliau tidak merasa hebat padahal itulah amalan yang paling mulia dalam kehidupan manusia.
Bayangkan jutaan orang menghadap tempat itu setiap saat, beribu-ribu orang mengelilingi bertawaf sekitar ka’bah. Maka, kita pun dalam beribadah ini, sebaiknya kita bertawadu’ termasuk dalam membaca Al-Quran,” pungkasnya. (Meg)