KANAL24, Malang – Bagi anda yang memiliki riwayat penyakit Diabetes, tentunya ada rasa was-was saat akan memasuki bulan Ramadan. Puasa Ramadan menjadi sebuah kewajiban, namun bagaimana jika seorang pasien yang memiliki penyakit Diabetes ingin tetap menjalankan ibadah puasa?
Salah satu peneliti yang mewakili Indonesia di International Diabetes Federation – Diabetes and Ramadan (IDF-DAR) 2021, Prof. Dr. dr. Achmad Rudjianto, SpPD-KEMD memaparkan beberapa panduan untuk pasien Diabetes saat akan menjalani ibadah puasa. Melalui acara Bincang Diabetes dan Ramadhan dengan Para Ahli yang digelar secara daring, Jumat (26/3/2021) sore kemarin, Rudjianto mengatakan puasa sendiri merupakan problem kesehatan, maka ketika pasien diabetes menjalani ibadah puasa akan terjadi banyak perubahan.
Perubahan yang dimasud seperti jadwal makan dan pola makan. Pola makan yang tidak teratur apalagi saat berbuka puasa dinilai tidak menguntungkan pasien diabetes, oleh karena itu apabila pasien tersebut ingin menjalani puasa maka harus dipersiapkan sejak 6 hingga 8 minggu sebelum memasuki bulan puasa. Dalam persiapan ini, dokter ataupun tenaga kesehatan yang merawat wajib mengetahui kategori diabetes yang diderita, melakukan controlling glukosa, kemudian dilakukan evaluasi.
Jangka waktu tersebut dinilai ideal untuk pasien merubah dan mempersiapkan menjalani Ibadah puasa.
“Pasien diabet terkadang berkeinginan untuk puasa besar dan ini menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan kategori dari pasien tadi. Tujuan kategori ini untuk memberikan rekomendasi apa yang paling tepat bagi pasien. Jadi kalau memang resikonya terlalu tinggi mungkin kita merekomendasikan tidak boleh puasa. Tapi yang perlu digaris bawahi bahwa kita hanya merekomendasikan bukan melarang dan ditekankan bahwa rekomendasi ini dasarnya adalah resiko,” jelas Rudjianto.
Lanjut, selain melakukan evaluasi, controlling, dan pemberian rekomendasi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) tersebut menuturkan bahwa konsumsi obat-obatan diabetes seperti Metformin dan Sulfonyl Urea saat tetap ingin berpuasa juga perlu diperhatikan.
“Pasien diabet yang awalnya tidak berpuasa menjadi berpuasa dalam jangka waktu yang cukup lama, kemungkinan menunjukkan hiperklinik maka kemudian saran dosis dan waktu harus dilakukan,” katanya.
Meski disampaikan Metformin aman dan lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi Sulfonyl Urea, pasien diabet sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter saat memutuskan tetap berpuasa dengan mengkonsumsi obat. (Meg)