KANAL24, Jakarta – Pemerintah melaporkan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak 1 Januari hingga 30 September 2019 mencapai Rp115,9 triliun. Jumlah itu setara dengan 82,79 persen dari target penyaluran tahun ini, yakni Rp140 triliun.
“KUR sudah disalurkan kepada 4,1 juta debitur,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Sementara itu, penyaluran KUR untuk sektor produksi hingga periode 30 September 2019 dilaporkan sudah mencapai 50,4 persen dari target minimal 60 persen.
“Realisasi KUR itu masih banyak tersalurkan untuk sektor perdagangan, yakni sebesar 50 persen, pertanian, perkebunan dan kehutanan 26 persen, sektor jasa 15 persen. Serta sektor pengolahan mencapai 8,5 persen, konstruksi 0,1 persen dan perikanan 2 persen,” katanya.
Penyalur KUR tertinggi untuk periode sembilan bulan pertama 2019 dibukukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan nilai Rp77,3 triliun. Selanjutnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yakni Rp17,5 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp14,4 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar Rp75 miliar.
“Sedangkan untuk kinerja penyaluran bank umum swasta mencapai Rp1,69 triliun, BPD sekitar Rp4,8 triliun, perusahaan pembiayaan Rp234 miliar, dan koperasi tercatat Rp28 miliar,” ungkap Iskandar.
Sebagai tambahan, sejak Agustus 2015 hingga 30 September 2019, total penyaluran KUR mencapai Rp449,59 triliun, dengan rasio kredit bermasalah ( non-performing loan /NPL) terjaga di kisaran 1,23 persen.
“Total penerima KUR dari Agustus 2015 sampai 30 September 2019 mencapai 18 juta debitur dengan 12 juta nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak berulang,” paparnya. (sdk)