KANAL24, Malang – Peringatan hari bumi sedunia yang jatuh pada rabu (22/4/2020) ini terasa berbeda karena bebarengan dengan terjadinya pandemi global Covid-19. Momentum ini mendapat perhatian dari pakar sosiologi lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Lutfi Amiruddin, S.Sos., M.Sc. Menurut Lutfi, pelajaran berharga yang didapat dari momentum ini adalah betapa manusia itu sangat rentan. Manusia sangat bergantung pada alam semesta, untuk makan manusia butuh bahan pangan yang disediakan alam semesta, untuk minum kita (manusia) butuh air, bahkan untuk kegiatan berjemur kita butuh matahari tiap pagi.
Tapi perlu disadari bahwa distribusi SDA (Sumber Daya Alam) ini masih belum merata, hanya sedikit kelompok manusia yang menguasai dan memiliki SDA sebagai faktor produksi ekonomi. SDA bukan lagi common goods yang bisa dinikmati semua orang dengan mudah.
“Dengan ketimpangan distribusi SDA dan di tengah wabah Covid-19 ini membuat masalah lebih kompleks. Termasuk muncul pula kelompok kelas bawah yang berisiko tinggi terkena wabah. Bisa dibayangkan bagaimana kelompok miskin kota yang akses air bersihnya minim, tinggal di kawasan kumuh dan harus berhadapan dengan wabah corona. Bagaimana mereka cuci tangan, mandi, bagaimana kesehatan lingkungannya, dll,” kata Lutfi, rabu (22/4/2020).
Lalu, bagaimana dengan para petani yang bergantung pada lahan untuk pangan mereka, sementara banyak di antara mereka lahannya telah habis? Ketika ada wabah dan orang harus berjaga jarak, pangan mereka pasti terancam. Artinya, munculnya wabah corona ditambah ketimpangan SDA justru menciptakan kelas-kelas dengan risiko yang tinggi dan dari sinilah muncul ketidakadilan baru. Ketidakadilan baru itu maksudnya masyarakat kelas bawah risikonya semakin tinggi karena mereka punya kerentanan yang berasal dari banyak faktor, misal tipe pekerjaan, kesehatan lingkungan, dll.
Pasca pandemi ini selesai, Lutfi berharap akan ada perubahan besar di sektor jaminan kesehatan yang bisa menjangkau seluruh kelas sosial. Ketidakadilan distribusi SDA Justru memperparah kehidupan manusia.
“Momentum hari bumi ini kita harus lakukan refleksi atas apa yang telah kita lakukan untuk bumi ini, termasuk jaminan keselamatan manusia yang ada di dalamnya. Kita semua tau bahwa semua negara tidak siap menghadapi wabah ini. Di momentum hari bumi, saatnya solidaritas antar rakyat kembali dipupuk, saatnya rakyat bantu rakyat,” tandasnya.(meg)