Kanal24, Malang – Dr. Mahamatayuding Samah, Department of Syariah dan Law, Universiti Malaya (UM) bersama mahasiswanya melakukan kunjungan ke Malang dengan tujuan memenuhi agenda outbound akademik dari Universiti Malaya. Salah satunya, mereka berkunjung ke Pengadilan Agama Malang untuk mempelajari prosedur hukum Islam yang diterapkan di Indonesia.
“Kami ingin membandingkan kesamaan dan perbedaan sistem hukum keluarga Islam antara Malaysia dan Indonesia,” ujar Dr. Mahamatayuding.
Setelah kunjungan ke pengadilan, Dr. Mahamatayuding dan delegasi mahasiswa UM melanjutkan kegiatan dengan sesi presentasi dan diskusi di Fakultas Hukum (FH) Universitas Brawijaya (UB) dalam acara Visiting Lecturer & Student Inbound bertajuk Islamic Family Law Reform in Indonesia and Malaysia pada Rabu (26/02/2025). Materi yang disampaikan menyoroti reformasi hukum keluarga Islam di Malaysia sebelum dan setelah kemerdekaan, serta perbandingannya dengan Indonesia.
Baca juga:
Bekali Mahasiswa dengan Keterampilan Literasi, FH UB Gelar Workshop Penulisan Buku

Menurut Dr. Mahamatayuding, meskipun hukum keluarga Islam di kedua negara memiliki banyak kesamaan, terdapat beberapa aspek yang berbeda, terutama dalam hal prosedur peradilan dan penerapan hukum waris. Salah satu perbedaan mencolok adalah dalam aturan pewarisan bagi anak angkat.
“Di Indonesia, anak angkat dapat mewarisi harta, sementara di Malaysia aturan ini belum diberlakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa perbedaan dalam implementasi hukum keluarga Islam di Malaysia dan Indonesia dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan politik masing-masing negara.
“Interpretasi dan implementasi hukum di setiap negara berkembang seiring dengan dinamika masyarakatnya. Ada isu-isu yang mungkin sudah muncul di Indonesia tetapi belum terjadi di Malaysia, begitu pula sebaliknya,” tambahnya.
Baca juga:
FH UB Permudah Belajar Hukum Islam, Buka Peluang Besar di Dunia Kerja
Selain berbagi wawasan akademik, acara ini juga menjadi wadah pertukaran pengalaman antara akademisi dan mahasiswa dari kedua negara. Dengan adanya diskusi semacam ini, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan hukum Islam di kawasan Asia Tenggara serta memperkuat kerja sama akademik antara Universitas Brawijaya dan Universiti Malaya.
Acara Visiting Lecturer & Student Inbound ini merupakan bagian dari upaya FH UB dalam meningkatkan wawasan global mahasiswa dan dosen terkait dinamika hukum Islam di berbagai negara. Para peserta berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut untuk memperkaya wawasan hukum lintas negara serta mempererat hubungan akademik antara Indonesia dan Malaysia. (nid/rey)