KANAL24, Jakarta – Instrumen reksadana pasar uang adalah wadah investasi yang paling tepat untuk menampung dana darurat. Risiko yang sangat kecil serta mudah dicairkan sewaktu-waktu menjadi alasan utama.
Head of Business Alliance Principal Asset Management, Julie Rahmawati, mengatakan reksadana memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya aman sebagai instrumen investasi untuk dana darurat. Pertama adalah sangat likuid karena proses pencairan hanya satu hari. “Kedua, tingkat risiko yang rendah,” kata Julie dalam Webinar Fest Fund 2020, di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Ketiga, tutur dia, jumlah minimum investasi yang kecil. Investor bisa memulai reksadana pasar uang hanya bermodalkan Rp100 ribu. Bahkan beberapa produk tertentu reksadana pasar uang memungkinkan investor berinvestasi dengan hanya Rp10 ribu sampai Rp50 ribu.
Keempat, potensi imbal hasil yang lebih baik dari deposito. Kelima, tidak dikenakan biaya pembelian dan penjualan kembali.
“Reksadana pasar uang begitu aman karena underlying asetnya. Reksadana pasar uang 100% berinvestasi di instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka dan obligasi dengan tenor di bawah 1 tahun,” jelas Julie.
Julie mengatakan penting bagi setiap orang untuk memiliki dana darurat. Dana darurat adalah dana yang disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat keuangan. Cirinya minimal 3 kali kebutuhan bulanan, disimpan dalam bentuk likuid, dan dipisahkan dengan dana kebutuhan lain.
“Tidak memiliki uang yang cukup saat kondisi darurat adalah salah satu tanda keuangan yang tidak sehat,” ujar Julie.
Di Alliance Principal Asset Management, produk reksadana pasar uang bernama Principal Cash Fund. Dana kelolaan hingga 31 Agustus mencapai Rp685,9 miliar. “Tingkat imbal hasil sebesar 5,19% per tahun,” tutur Julie.(sdk)