Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) gelar kuliah tamu mengangkat tema “Ketahanan Pangan di Indonesia”. Acara ini dilaksanakan pada Rabu (2/11/2022) di Gedung Widyaloka ini menghadirkan Menteri Pertanian Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H.
Dekan Fakultas Peternakan Dr.Ir. Damanhuri, MS menyampaikan bahwa kuliah ini dihadiri oleh jajaran pimpinan dari seluruh fakultas dan mahasiswa dari tiga fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc mengungkapkan bahwa Fakultas Pertanian berupaya melakukan transformasi dari pertanian konvensional menjadi pertanian precision agriculture yaitu menggunakan genome editing dan menggunakan aplikasi dari internet of things.
“Jadi kita mencoba untuk melakukan mixing pengetahuan dari pertanian konvensional dengan teman-teman dari Fakultas Ilmu Komputer”, jelasnya.
Precision agriculture atau pertanian presisi adalah suatu sistem pertanian yang mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam mengumpulkan informasi sehingga dapat melakukan proses pertanian secara presisi atau dengan input, tempat, dan waktu yang tepat. Precision agriculture menggunakan input pertanian yang tepat dengan teknik, jumlah, tempat, dan waktu yang tepat untuk menghasilkan produksi panen secara maksimal. Input pertanian yang dimaksud ialah seperti pupuk, herbisida, insektisida, benih, dan lainnya.
Meskipun untuk melakukan pertanian secara akurat ini membutuhkan banyak informasi, cenderung kompleks untuk kebanyakan petani, dan membutuhkan kerjasama dari berbagai multidisiplin ilmu, namun sistem pertanian presisi mampu meningkatkan laba, mengurangi limbah, mengurangi biaya produksi, dan menjaga kualitas lingkungan.
Berbicara tentang pertanian dan pengaruhnya terhadap ekonomi, Menteri Pertanian Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H menghimbau kepada para milenial agar tidak perlu takut miskin sebagai seorang petani.
“Pertanian adalah kekuatan awal untuk memutar roda ekonomi. Pertanian pasti memutar ekonomi rakyat, karena kalau makannya rakyat aman, apapun gejolak yang ada pasti bisa selesai. Tetapi apapun kemampuan sektor lain tetapi kemudian rakyat lapar, disitulah terjadi persoalan”, jelasnya. (azk)