Kanal24 – Malang, Mata kuliah wajib kurikulum menjadi agenda yang sangat penting terkait pembekalan karakter kebangsaan mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc. dalam acara Kongres Nasional AKD Matakuliah Wajib Kurikulum yang bertajuk “Peran Lembaga MKWK SI dalam Pembangunan Berkelanjutan” yang dilaksanakan pada Kamis (21/07/2022).
“Mahasiswa sebagai generasi muda nantinya akan menjadi future leader, pemimpin, dan panutan masyarakat. Sehingga penguatan karakternya harus baik, kalau tidak, mereka tidak akan mampu bersinergi membangun negeri. Sepintar-pintarnya mahasiswa dalam bidang keilmuannya, jika tidak diimbangi dengan karakter atau culture yang baik maka akan sia-sia,” ungkap Prof. Widodo.
Oleh karena itu, kampus melalui MKWK (Mata Kuliah Wajib Kurikulum) berkomitmen untuk mendukung penumbuhan dan karakter mahasiswa. Program ini dilakukan dengan menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar proses penanaman karakter kebangsaan dan keIndonesiaan semakin tertancap kuat di hati para mahasiswa.
“Saya kira hal ini tidak mudah. Ini menjadi tantangan tersendiri sebab pembinaan karakter tidak bisa dengan mudah dilaksanakan kalau diadakan secara konvensional di dalam kelas. Sehingga mau tidak mau kita harus mengadakan model-model pembelajaran baru yang sesuai dengan konteks mahasiswanya yaitu generasi milenial,” imbuh Prof. Widodo.
Prof. Widodo memaparkan bahwa kampus berusaha merancang strategi pembelajaran pembinaan karakter yang tepat dengan harapan supaya konsep atau materi yang disampaikan akan lebih mudah tertanam dalam diri mahasiswa bahkan mampu bermanifestasi menjadi culture atau budaya. Program ini dapat diimplementasikan ke dalam sistem pembelajaran blended dan sistem blok. Di mana proses pengasahan karakter dilakukan melalui program bootcamp, project–project kemanusiaan, sosial, keagamaan, dan project lainnya. Sehingga mahasiswa dapat terlibat aktif dan memahami situasi yang ada, serta belajar bagaimana cara menghadapi permasalahan. Fokus inti dari program ini adalah untuk memberikan konsep karakter kebangsaan kepada mahasiswa, dan dari konsep yang telah dipelajari itulah mahasiswa mampu mengembangkannya menjadi sebuah perilaku.
“Saya sadar bahwa ini tidak mudah. Tugas bapak-ibu dosen di mata kuliah ini tidak ringan. Karena itulah, kita mesti support dengan sebaik-baiknya. Kita akan usahakan dan perjuangkan juga nasib dari para dosen agar diperhatikan dengan baik. Bersama LPPM kita mempersiapkan bapak/ibu dosen dari mata kuliah wajib agar aktivitas riset dan dan pengabdian masyarakatnya mendapat perhatian,” kata Prof. Widodo.
Universitas Brawijaya terus berupaya untuk membangun lingkungan yang aman dan nyaman bagi pengembangan karakter baik dari sisi mahasiswa maupun dosen. (riz)