Kanal24, Malang – Permasalahan pernikahan dini masih menjadi tantangan serius di sejumlah wilayah pedesaan Indonesia, termasuk di Kabupaten Malang. Untuk menjawab isu tersebut, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 13 menggelar sosialisasi bertajuk “Remaja Bijak, Menikah Tak Tergesa” di SMP Negeri 5 Satu Atap Klampok, Kecamatan Singosari. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (19/7/2025) dengan tujuan menekan angka pernikahan dini melalui edukasi dan pembentukan pola pikir kritis di kalangan remaja.
Latar Belakang Kegiatan
Program yang dipelopori oleh Kartika Cinta Ayu Anggraeni, mahasiswi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) angkatan 2023 ini, berangkat dari tingginya angka pernikahan usia muda di pedesaan. Fenomena ini kerap memicu putus sekolah di kalangan remaja, terutama mereka yang duduk di bangku SMP. “Banyak remaja yang terpaksa mengakhiri pendidikan karena menikah di usia muda. Dampaknya tidak hanya pada pendidikan, tetapi juga pada kesehatan, psikologis, hingga ekonomi mereka,” jelas Kartika dalam sesi pembukaan.
Baca juga:
KKN FIA UB Bantu Sidomulyo Optimalkan Media Sosial dan UMKM

Rangkaian Acara Edukatif
Sosialisasi dilaksanakan secara intensif selama satu hari penuh, mencakup pemaparan materi, diskusi kelompok, pemutaran video edukatif, serta sesi komitmen bersama. Kegiatan ini juga menampilkan tanya jawab interaktif yang memungkinkan siswa menyampaikan pandangan serta kegelisahan mereka terkait isu pernikahan dini.
“Tujuan kami adalah membentuk pola pikir remaja yang lebih bijak dalam menghadapi tekanan sosial, serta memberikan pemahaman untuk memprioritaskan pendidikan dan pengembangan diri,” tambah Kartika.
Materi yang diberikan mencakup definisi pernikahan dini, faktor penyebab, dampak negatif dari berbagai aspek, hingga strategi menolak perjodohan dan pernikahan usia muda. Pendekatan ini dirancang agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengambil sikap nyata dalam kehidupan mereka.
Kontribusi terhadap SDGs
Program “Remaja Bijak, Menikah Tak Tergesa” ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 5 (Kesetaraan Gender), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi upaya berkelanjutan untuk mengurangi angka pernikahan dini di desa.
Baca juga:
Inisiatif Departemen Biologi UB Membangun Ketangguhan Pesisir di Lombok Utara
Hasil dan Apresiasi
Indikator keberhasilan kegiatan tercermin dari respons aktif siswa. Setidaknya empat siswa mampu menjawab pertanyaan reflektif dengan tepat di akhir sesi, menandakan materi dapat diserap dengan baik. Pihak sekolah pun memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara yang dinilai sangat bermanfaat. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UB. Kegiatan ini membuka wawasan siswa kami terhadap pentingnya menunda pernikahan sampai mereka siap secara mental, pendidikan, dan ekonomi,” ungkap perwakilan guru SMP Negeri 5 Satu Atap Klampok.
Melalui sosialisasi ini, mahasiswa UB berharap dapat menumbuhkan kesadaran di kalangan remaja Desa Klampok tentang pentingnya menyiapkan masa depan dengan matang. Harapannya, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri, bijak, serta mampu menghadapi tantangan hidup tanpa harus terburu-buru mengambil keputusan besar seperti pernikahan dini. (nid)