Kanal24, Malang – Desi Remora, seorang pengusaha berbakat, telah menjalankan usaha sepatu dan tas handmade dari kulit dengan merek “Remora” sejak tahun 2015. Namun, perjalanan bisnisnya dimulai jauh sebelumnya, pada tahun 2012, dengan nama merek “Kimoda”. Desi memulai bisnis ini dari hobi mendesain yang ia miliki.
“Awalnya dari hobi, ya. Saya senang mendesain berbagai produk, termasuk sepatu dan baju. Namun, karena kesulitan menemukan vendor jahit yang bagus, saya akhirnya fokus pada sepatu dan tas kulit,” jelas Desi.
Pada tahun 2015, ia memutuskan untuk mengubah merek usahanya menjadi “Remora Remora” dan fokus sepenuhnya pada kerajinan kulit. Dalam menjalankan usahanya, Desi memegang teguh prinsip slow fashion, yang menekankan kualitas, ketahanan, dan keunikan produk dibandingkan dengan produksi massal yang cepat.
“Target konsumen saya adalah mereka yang mencintai produk handmade dan memahami esensi slow fashion. Saya tidak membuat produk dalam jumlah banyak dan tidak memproduksinya dengan cepat,” ungkap Desi.
Produk unggulan dari Remora Remora adalah sepatu kerja, yang paling banyak diminati konsumen. “Omset usaha bisa naik turun, tapi target saya sekitar 80 hingga 100 juta per bulan. Namun, saat ini kadang hanya mencapai 10 hingga 20 juta,” tambahnya.
Meskipun Remora Remora tidak memiliki toko offline, workshop-nya terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat proses produksi. “Workshop kami berada di daerah Sawojajar, di Jalan Danau Diatas III F1 E16. Meskipun tidak ada toko offline, workshop ini bisa dikunjungi,” kata Desi.
Selain itu, Remora Remora juga terbuka bagi mahasiswa yang ingin magang dan belajar lebih dalam mengenai kerajinan kulit. “Kami sering menerima mahasiswa dari jurusan desain produk untuk magang di tempat kami,” tambahnya.
Desi memiliki visi untuk terus berinovasi, terutama dalam penggunaan bahan ramah lingkungan. “Saya berharap bisa menggunakan bahan yang sangat ramah lingkungan. Meskipun saat ini belum bisa maksimal, ke depannya saya ingin menciptakan produk yang sepenuhnya ramah lingkungan,” jelasnya.
Melalui media sosial, Desi berusaha mengenalkan dan mempromosikan slow fashion serta produk handmade kepada masyarakat luas. “Saya ingin orang-orang memahami bahwa produk handmade memiliki nilai lebih dan kualitas yang baik, meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal. Produk ini awet dan bisa di-repair, jadi tidak perlu sering ganti,” ujarnya.
Desi memiliki tujuan untuk mengubah mindset masyarakat mengenai produk handmade dan slow fashion. “Saya ingin masyarakat lebih mengenal dan menerima produk handmade sebagai sesuatu yang normal dan berkualitas. Saya berharap bisa menghapus stigma bahwa produk sepatu kulit itu jadul atau tidak nyaman dipakai,” ungkap Desi.
Melalui konten-konten di Instagram dan media sosial lainnya, Desi berusaha menunjukkan bahwa produk handmade bisa tetap mengikuti tren tanpa mengorbankan kualitas dan kenyamanan. “Saya ingin orang-orang melihat bahwa slow fashion itu bisa tetap stylish dan mengikuti tren,” tambahnya.
Bagi yang tertarik dengan produk Remora Remora, bisa langsung mengunjungi akun Instagram di @remora.handmade atau melalui platform Shopee di Remora Leather. “Terima kasih banyak atas dukungannya. Saya berharap bisa terus memberikan yang terbaik melalui produk-produk kami,” tutup Desi.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Desi Remora terus berinovasi dan berusaha memberikan produk terbaik bagi konsumennya, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai slow fashion dan kualitas produk handmade kepada masyarakat luas. (nid)