Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) resmi melantik Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) serta Pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UB periode 2026. Pelantikan yang digelar di Gedung Rektorat UB lantai 1, Selasa (16/12/2025), menjadi penanda dimulainya estafet kepemimpinan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat dan dihadiri jajaran pimpinan universitas, perwakilan fakultas, serta pengurus lembaga kemahasiswaan. Agenda ini sekaligus menjadi penutup rangkaian panjang Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) UB yang telah berlangsung sejak tahap penjaringan, kampanye, hingga pemungutan suara secara elektronik.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa UB, Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pelantikan merupakan tahap akhir dari proses demokrasi mahasiswa yang panjang dan berjenjang.
“Pelantikan ini adalah akhir dari proses Pemira, tetapi sekaligus menjadi langkah awal bagi EM dan DPM untuk menjalankan program kerja selama satu periode ke depan. Tanggung jawab mereka dimulai hari ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, anggota DPM UB berasal dari perwakilan fakultas yang diupayakan mencerminkan representasi mahasiswa secara proporsional. DPM memiliki peran strategis dalam menampung aspirasi mahasiswa sekaligus menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya organisasi kemahasiswaan.
Sementara itu, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., dalam sambutannya menekankan bahwa kepemimpinan mahasiswa tidak hanya berkutat pada urusan internal kampus. Menurutnya, organisasi mahasiswa adalah ruang belajar kolektif untuk membangun kepemimpinan yang berpikir jauh ke depan.
“Ini momentum yang sangat baik bagi mahasiswa untuk belajar mengelola organisasi, bekerja secara kolektif, dan yang lebih penting, ikut memikirkan transformasi bangsa. Yang dipikirkan bukan hanya UB, tetapi Indonesia,” tegasnya.
Prof. Widodo juga mengingatkan tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya terkait kualitas sumber daya manusia dan derasnya arus informasi di era digital. Ia menilai mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam membangun daya kritis dan kemampuan analitik.
“Mahasiswa adalah pemimpin masa depan. Kalian harus mampu memilah informasi, bersikap kritis, dan menjaga integritas. Jangan sampai mudah terpengaruh oleh informasi menyesatkan yang bisa memecah persatuan bangsa,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Azhar Zidane dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik resmi dilantik sebagai Presiden Eksekutif Mahasiswa UB 2026, didampingi Kafitan Aidil Fitra Sukirman dari Fakultas Peternakan sebagai Wakil Presiden.
Dalam pernyataannya, Azhar menegaskan bahwa EM UB 2026 akan berfokus pada penguatan organisasi sebagai basis pelayanan mahasiswa sekaligus aktor yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Eksekutif Mahasiswa tidak hanya hadir untuk mengurus internal kampus, tetapi juga untuk memberi dampak nyata bagi masyarakat dan kemajuan bangsa. UB harus dikenal sebagai kampus yang berkontribusi luas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tantangan regenerasi organisasi mahasiswa di UB yang jumlahnya mencapai ratusan. Menurutnya, penguatan kaderisasi dan sinergi antarlembaga menjadi agenda penting agar julukan UB sebagai kampus pergerakan tetap relevan.
“Kami ingin EM UB menjadi titik temu seluruh organisasi mahasiswa, mendorong kaderisasi yang sehat, dan membangun sinergi tanpa sekat fakultas,” tambahnya.
Sementara itu, Ibra Aqsa Suwitoputra, Ketua Umum DPM UB 2026, menegaskan komitmennya untuk memperkuat fungsi pengawasan dan advokasi mahasiswa. Ia menyebut isu kekerasan seksual, transparansi, dan keuangan mahasiswa sebagai fokus utama DPM ke depan.
“Fungsi check and balance harus diperkuat. DPM akan bekerja secara responsif dan transparan dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa kepada rektorat,” tegas Ibra.
Pelantikan ini menandai awal perjalanan kepengurusan EM dan DPM UB 2026 yang diharapkan mampu menjadi mitra strategis universitas sekaligus penggerak aspirasi mahasiswa. Dengan kepemimpinan baru, UB menaruh harapan besar pada peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang kritis, solutif, dan berintegritas, tidak hanya untuk kampus, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.(Din/Dht)









