KANAL24, Malang – Tujuan pembangunan yang berkeadilan sesuai dengan tagline 74 tahun kemerdekaan RI SDM unggul Indonesia Maju. SDM yang unggul bukan hanya milik mereka yang berpendidikan tinggi atau mereka yang fisiknya sempurna, tetapi milik mereka yang memiliki hati dan jiwa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Deputi VII Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Sonny Harry B Harmadi pada acara Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam Pembangunan Manusia Inklusif di Auditorium Widyaloka UB, selasa (27/8/2019), bertemakan Menuju Indonesia Inklusif, Setara Semartabat.
“SDM unggul bukanlah hegemoni kesempurnaan, SDM unggul adalah SDM yang mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi Indonesia. Struktur sosial harus berubah dari yang awalnya eksklusif menjadi akomodatif,” ungkap Sonny.
Sonny ingin memastikan bahwa pembangunan yang berkualitas adalah pembangunan yang inklusif yang mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta. Termasuk mereka yang kurang beruntung, anak-anak pekerja migran yang tidak diinginkan orang tuanya, anak-anak yang masuk dalam penjara atau napi, penyandang disabilitas, dll.
“Sivitas kampus dan pemerintah harus berperan aktif untuk tidak mendiskriminasi masyarakat yang berbeda dengan kita. Kita di Kemenko PMK punya tugas koordinasi, Sinkronisasi, dan pengendalian bagaimana memberdayakan masyarakat baik yang marginal ataupun yang tidak, agar bisa belajar dan bekerja untuk memperoleh pelatihan bekal hidup bagi mereka, sehingga Pembangunan Manusia bisa berjalan”lanjutnya.
Peran Kampus dan pemerintah dalam pembangunan inklusif bisa dengan menyediakan infrastruktur yang ramah bagi difabel, memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk dapat mengenyam bangku pendidikan tinggi, dll.
“Kita semua harus bersinergi, jangan karena beda RAS, suku, warna kulit, agama kita tidak mau saling membantu. Itu hal yang salah, Kita harus memiliki sikap empati agar pembangunan inklusif bisa terus berjalan,” pungkas Sonny.(meg)