Kanal24, Malang – Rhivaz Kacaubung atau Rizky Jafar mulai masuk di dalam industri musik sejak 7 Juli 2017 di Yogyakarta. Kacaubung menyuarakan pesan politik dan cinta melalui lagu ciptaannya sendiri.
“Nama band ini, “Kacaubung”, bukanlah tanpa makna. “Kacaubung” merupakan sebuah akronim dari “insureksi”, yang dalam konteksnya merupakan representasi dari anarkisme, sebuah filsafat yang mengusung revolusi,” terang Rhivaz pada Sabtu (11/5/2024).
Namun, bagi Rhivaz, anarkisme bukan sekadar isu revolusioner semata, melainkan juga sebuah panggilan untuk membangkitkan kesadaran akan politik, ekologi, sosial, dan cinta melalui musik.
Rhivaz menjelaskan bahwa pemilihan nama tersebut mencerminkan esensi dari perjalanan seni musik itu sendiri.
“Dalam musik, kita memiliki kebebasan untuk menyuarakan realitas, menggambarkan keadaan, dan menuangkannya dalam lirik-lirik yang menjadi bagian dari lagu,” kata Rhivaz.
Lebih lanjut, Rhivaz menjelaskan bahwa Kacaubung menjadi semacam delegasi untuk menyuarakan beragam aspek, tidak hanya terpaku pada romantisme semata, namun juga menggali isu-isu yang lebih luas seperti politik, ekologi, dan sosial.
Setelah sukses dengan album pertama yang dirilis dengan judul “Kutang Besi” dan merilis beberapa lagu seperti “Akuntansi” dan “Indonesia Tanah Air Beta-Beta Khusus Sampai Rata”, Kacaubung kini tengah mempersiapkan album kedua. Tema album kedua ini masih berkelanjutan dari tematik pertama, yang menyoroti isu ekologi. Namun, kali ini ia juga ingin menyelipkan pesan tentang cinta dan politik dalam karya-karyanya.
Meskipun telah menghasilkan sejumlah karya, Rhivaz mengakui bahwa proses rekaman dilakukan secara bertahap, sebagian untuk mengikuti strategi pemasaran yang berkembang dalam industri musik Indonesia.
“Saya memilih untuk merilis beberapa lagu terlebih dahulu sebelum merilis album secara keseluruhan, untuk menciptakan atmosfer yang lebih dinamis dalam industri musik di Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu momen paling berkesan bagi Kacaubung adalah ketika tampil di depan Istana Merdeka dalam aksi Kamisan. “Terselipnya telinga hati dari penonton, yang benar-benar meresapi dan menghayati apa yang kami bawakan, memberi kami semangat yang luar biasa,” ujar Rhivaz.
“Ini menunjukkan bahwa pesan yang kami sampaikan melalui lirik-lirik kami dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat.”
Meski telah meraih sejumlah pencapaian, Rhivaz juga mengakui bahwa masih ada hal-hal yang ingin mereka capai ke depannya. Salah satunya adalah melakukan tur ke berbagai tempat untuk lebih mendekatkan diri dengan pendengar mereka dan membuka dialog tentang pesan yang mereka sampaikan melalui musiknya.
“Setiap karya yang dihasilkan tidak hanya sekadar lagu, tapi juga sebuah ungkapan dan ajakan untuk berpikir lebih dalam tentang realitas yang ada di sekitar kita,” tandasnya.
Dengan semangat yang membara dan pesan yang diusung, Kacaubung terus melangkah maju, tidak hanya sebagai sebuah musisi, namun juga sebagai agen perubahan sosial yang melalui melodinya, menyuarakan aspirasi dan kegelisahan masyarakat akan isu-isu penting dalam kehidupan. (nid)