KANAL24, Jakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ) mengaku, pada tahun ini akan mengalokasikan dana investasi ke instrumen reksa dana pendapatan tetap ( RDPT ), selain akan menambah porsi penempatan ke Surat Berharga Syariah Negara ( SBSN ) dan obligasi korporasi milik BUMN .
Rencana tersebut seperti disampaikan Kepala BPKH , Anggito Abimanyu dalam diskusi mengenai “Sinergi Kelembagaan untuk Mendukung Investasi Langsung 2020 di Jakarta, Rabu (22/1). “Pada tahun ini BPKH akan masuk ke reksa dana terproteksi,” ucap Anggito.
Dia menjelaskan, saat ini BPKH tengah menjajaki 15 Manajer Investasi yang akan mengelola dana BPKH . “Tentunya, dana yang akan kami investasikan itu adalah reksa dana terproteksi atau RDPT . Yang pasti, kami tidak menginvestasikan ke instrumen saham,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Anggito, aset investasi yang akan disediakan BPKH untuk tahun ini juga fokus menyasar instrumen sukuk BUMN . “Sebelumnya kami juga sudah masuk ke sukuk PT PLN (Persero). Kami juga akan melanjutkan investasi di Surat Berharga Syariah Negara,” kata Anggito.
Terkait dengan investasi langsung, jelas Anggito, BPKH akan mengalokasikan dana sebesar Rp7 triliun. “Dana Rp7 triliun ini akan diivenstasikan ke Arab Saudi. Tetapi perlu diingat, investasi langsung ke Arab Saudi itu sistemnya tidak mudah,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Anggota Badan Pelaksana Bidang Keuangan BPKH Acep Riana Jayaprawira mengatakan, pada tahun ini BPKH menyiapkan dana Rp17 triliun untuk masuk ke produk investasi. “Sebesar Rp7 triliun berupa investasi langsung ke Arab Saudi,” ujar Acep.
Sementara itu, lanjut Acep, dana sebesar Rp10 triliun untuk investasi di instrumen SBSN , Sukuk BUMN , RDPT , Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) syariah dan instrumen lainnya.
“Kami tidak akan masuk ke instrumen yang berisiko tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ucap Acep. (sdk)